Kegiatan hari besar keagamaan biasanya berdampak terhadap persediaan kebutuhan pokok masyarakat. Tidak heran kalau hukum ekonomi berlaku bagaikan dua sisi mata uang, antara kebutuhan dan suplai, yang sering memicu terjadinya gejolak harga.
Kondisi seperti itu terjadi di manapun, tanpa pengecualian bagi Maluku. Di saat basudara (saudara) Muslim (Islam) menunaikan Bulan Suci Ramadhan 1432 Hijriah, harga kebutuhan pokok pun meningkat.
Namun demikian, ternyata gejolak tersebut bukan semata urusan permintaan dan persediaan, tetapi juga karena terlambatnya pasokan sejumlah kebutuhan pokok yang memang didatangkan dari Surabaya (Jatim), Makassar (Sulsel) dan Manado (Sulut).
Beras misalnya, menurut Gubernur Karel Albert Ralahalu, per tahun daerah ini masih memerlukan pasokan 64,2 ribu ton dari luar daerah guna memenuhi kebutuhan sebanyak 122,7 ton.
"Maluku baru mampu memproduksi 58,5 ton beras per tahun sehingga sisa 64,2 ton itu harus dipasok dari luar daerah, terutama Surabaya dan Makassar," katanya.
Sebanyak 58,5 ton beras itu diproduksi petani di pulau Buru dan Seram yang diprogramkan Pemprov Maluku sebagai lumbung pangan masa depan daerah ini.
Gubernur mengakui konsumsi pangan pokok masyarakat Maluku saat ini sekitar 70 persen adalah beras dan sisa 30 persen lain dari pangan lokal.
"Jadi sedang diprogramkan berbagai produk unggulan prioritas guna mengatasi ketergantungan kepada provinsi lain dalam penyediaan beras sebagai makanan pokok masyarakat Maluku," ujarnya.
Kebutuhan lain seperti telur, sayur, minyak kelapa, gula pasir dan terigu juga harus dipasok dari Surabaya, Makassar maupun Manado.
"Jadi wajar sekiranya terjadi gejolak harga pangan di awal Ramadhan 1432 Hijriah, terutama telur dan sayur," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Maluku, Syuryadi Sabirin.
Meski demikian, Menurut Sabirin, gejolak kenaikan harga tersebut relatif wajar karena masih di bawah 15 persen.
"Kami melakukan pemantauan dan ternyata gejolak harga sejumlah pangan di bawah 15 persen. Jadi masih dianggap wajar," katanya.
Ia juga menyatakan harga kebutuhan pokok di daerah pemasok juga bergejolak sehingga mempengaruhi suplai ke daerah lain termasuk Maluku
Faktor lain adalah karakteristik Maluku yang merupakan daerah kepulauan (1.340 pulau) dan 92,4 persen dari wilayah Maluku seluas 712.479,65 km2 adalah laut.
"Belum lagi sekiranya cuaca ekstrim, maka Administartor Pelabuhan (Adpel) mengeluarkan larangan berlayar sehingga pernah di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mengalami kekurangan beras," kata Syuryadi.
"Stok cukup"
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Angky Papilaya mengatakan, stok kebutuhan pokok di Maluku menjelang bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1432 Hijriah mencukupi.
"Stok kebutuhan pokok seperti beras, gula, terigu dan lainnya mencukupi dua hingga tiga bulan mendatang," katanya.
Menurutnya, ketersediaan stok bahan pokok ini terjamin sehingga masyarakat tidak perlu takut terjadinya kelangkaan barang.
"Masyarakat juga tidak perlu takut akan kenaikan harga menjelang hari raya, karena bila barang tersedia maka harga juga tidak akan mengalami peningkatan," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Perum Bulog Devisi Regional (Divre) Maluku, perusahaan angkutan pelayaran, PT. Pelindo serta Adpel untuk proses bongkar muat barang dari kapal.
"Selain itu, kami juga berkordinasi dengan pihak distributor untuk mengecek ketersediaan stok dan harga barang di pasar," katanya.
Kepala Perum Bulog Divre Maluku, Ramli Hasan mengatakan, stok beras yang dikuasai saat ini sebanyak 9.000 ton dan dijadwalkan 4.000 ton dari 9.000 ton dibeli dari Manado (Sulu) telah dibongkar di pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Sebanyak 9.000 ton beras itu tersebar di gudang Perum Bulog sebanyak 6.000 ton di Ambon dan 3.000 ton lainnya di Tual.
"Jadi dengan dibelinya 9.000 ton beras dari Manado, maka stok tersedia untuk mencukupi kebutuhan masyarakat saat menunaikan Ramadhan, merayakan Idul Fitri 1432 Hijriah, Natal dan Tahun Baru 2012," ujarnya.
Menurutnya, Direksi Perum Bulog telah memberitahukan akan adanya pasokan 10 ribu ton beras impor asal Vietnam yang akan dipasok ke Maluku.
"Kami sudah dapat perintah untuk berkoordinasi dengan Pemprov Maluku terkait rencana pasokan beras impor tersebut," katanya.
Dikatakannya, jatah beras impor ini dmanfaatkan untuk membantu pelaksanaan Operasi Pasar (OP), termasuk penyaluran beras untuk orang miskin (Raskin).
"Jadi beras impor tersebut bila telah dikoordinasikan dengan Pemprov Maluku, maka dijadwalkan pertengahan Agustus 2011 telah dipasok ke daerah ini. Selain itu, kami juga membeli beras produksi para petani dari Buru sebanyak 4.000 ton," ujar Ramli.
Untuk tahap awal, Bulog Maluku sudah membeli 1.280 ton beras untuk menyangga kebutuhan masyarakat di kabupaten Buru dan Buru Selatan.
Ramli juga memastikan stok beras antarpulau terjamin sehingga harga di pasaran stabil.
Beras seperti Tawon dan Bulir mas dijual dengan harga Rp225.000 per sak (25 kg), sedangkan harga eceran Rp10.000 per kilogram, sedangkan beras cap kepala Rp205.000 per sak, eceran Rp9.000 per kilogram dan beras AA Rp175.000 per sak, dan eceran Rp8.000 per kilogram.
Adapun harga pangan di Maluku seperti daging ayam beku Rp23.500 per kilogram, daging ayam kampung jenis pejantan Rp65.000 per ekor, dan betina Rp50.000 per ekor, untuk telur ayam ras Rp1.200 per butir dan telur ayam kampung Rp4.000 per butir, gula pasir Rp11.000 per kilogram, sedangkan gulaku Rp11.500 per kilogram.
Kacang tanah kupas 20.000 per kilogram terigu Rp7.500 per kilogram dan kacang hijau Rp14.000 per kilogram.
Sementara, harga sayur yang telah naik harganya adalah kentang yakni Rp12.000 per Kg dari Rp10.000 per Kg.
Harga kacang buncis masih seperti pekan lalu, Rp20.000 per Kg, demikian pula wortel Rp15.000 per Kg, tomat Rp15.000 per Kg, labu Siam Rp5.000 per buah, kacang panjang Rp12 per ikat, ketimun Rp4.000 per buah.
Sayur jenis daun seperti bayam Rp10.000 per ikat, kangkung Rp7.000 per ikat, melinjo Rp6.000 per ikat, sawi Rp8.000 per ikat, daun matel Rp5.000 per ikat.
Harga cabe rawit kecil Rp50.000 per Kg, cabe rawit keriting Rp53.000 per Kg, bawang merah Rp28.000 per Kg, bawang putih Rp16.000 per Kg.
John Tuhuteru, pimpinan CV Gema Rejeki mengakui kalau persediaan bahan kebutuhan pokok saat ini cukup banyak, bahkan bisa melayani hingga hari Lebaran tiba.
Ia menyatakan masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya tidak perlu takut terjadi kelangkaan maupun lonjakan harga di pasar karena stok cukup banyak. Saat ini arus transportasi dari Surabaya ke Ambon dilayani oleh tiga kapal yakni KM Meratus, Tanto mulia dan Tempuran dengan jadwal pelayaran 10 kali dalam sebulan.
Menurut dia, di kota Ambon saat ini sudah ada 10 pengusaha yang bergerak di bidang pengadaan bahan kebutuhan pokok dan siap mengisi permintaan pasar, sehingga kemungkinan orang memainkan harga sangat kecil," katanya.
Dinas Perindag Maluku dan Perum Bulog Divre setempat saat ini juga melakukan Operasi Pasar (OP). OP beras sebelumnya telah berlangsung sejak Mei 2010. Kala itu beberapa kegiatan besar dilaksanakan di Ambon, antara lain Sail Banda yang berlangsung Mei - Agustus.
"Pasar murah"
Upaya mengatasi gejolak harga juga dilakukan Disperindag Maluku dengan menggelar pasar murah, dijawdalkan pada 9 - 13 Agustus dan menjelang perayaan Idul Fitri 2011.
Pasar murah dilaksanakan di halaman kantor Disperindag Maluku dengan menjual berbaga bahan kebutuhan pokok yang harganya terjangkau. Bahkan, ada yang lebih murah dibandingkan harga di pasar.
Bahan kebutuhan pokok yang dijual seperti beras, gula pasir, telur, terigu dan susu.
Kadis Perindag Maluku, Angky Papilaya mengatakan telah berkoordinasi dengan Disperindag Kota Ambon untuk menyukseskan pasar murah tersebut.
Sejumlah distributor sudah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam pasar murah.
Pasar murah juga diprogramkan berkeliling ke beberapa desa di luar kota Ambon seperti kecamatan Leihitu Timur maupun Barat serta Salahutu, kabupaten Maluku Tengah.
"Program berkeliling ini diprioritaskan kepada masyarakat berpenghaslan rendah sehingga mereka dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, ujar Angky.
Sementara sejumlah kabupaten dan kota di Maluku juga siap melaksanakan pasar murah seperti di Kepulauan Aru dijadwalkan H-6 selama tiga hari.
Tim terpadu juga telah dibentuk yang terdiri dari tim Disperindang provinsi, kota Ambon serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti BPOM untuk mengawasi pelaku usaha.
"Tim terpadu bertugas memantau harga dan stok di pasar setiap hari. Bila sebelumnya dilakukan dua kali seminggu maka saat ini dilaksanakan setiap hari," kata Angky.
Angky mengakui, pihaknya juga akan melakukan pengawasan barang beredar di toko maupun pasar untuk mengantisipasi pelaku usaha yang menjual barang kadaluarsa.
Tim terpadu akan melakukan razia toko maupun swalayan mengantisipasi penjualan barang kadaluarsa yang sering terjadi pada penjualan parcel.
"Tujuannya untuk menjamin masyarakat tidak dirugikan apabila membeli barang kebutuhan pokok selama Ramadhan maupun Idul Fitri," katanya
Dia mengimbau masyarakat, warga muslim yang menjalankan ibadah puasa agar melaporkan temuan makanan atau minuman kadaluarsa, baik yang dijual pedagang maupun swalayan.
"Segera laporkan kepada Dinas Perindustrian setempat untuk diambil tindakan hukum," katanya.
Para pedagang sering memanfaatkan momen hari besar agama seperti saat jelang Idul Fitri dan Natal untuk menjual barang kadaluarsa karena tingginya minat beli masyarakat.
"Momen seperi ini biasanya digunakan para pedagang untuk menjajakan barang kadaluarsa, sehingga perlu kehati-hatian dalam berbelanja," ujarnya.
Angky menegaskan, bila kedapatan ada pedagang ataupun swalayan yang menjual barang kadaluarsa tersebut, langsung diberi surat peringatan dan jika tidak diindahkan izin usahanya akan dicabut.
"Kami akan melakukan teguran sebanyak tiga kali, tetapi bila pengawasan selanjutnya masih ditemukan maka akan dilanjutkan pada proses hukum agar ada efek jera bagi pengusaha," kata Angky Papilaya.
Kadis Perindag Kota Ambon, Adser Lamba memgakui petugasnya nmenemukan penjualan barang kedaluwarsa di beberapa swalayan dan toko.
"Dari pengawasan yang dilakukan petugas ternyata masih ada barang kedaluwarsa dijual," katanya.
Menurutnya, barang kedaluwarsa yang ditemukan antara lain makanan ringan, kue kering, dan minuman baik dalam kemasan kaleng maupun botol.
"Barang kedaluwarsa tersebut dikumpulkan sebagai barang bukti dan akan dimusnahkan agar tidak merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Adser mengatakan, barang kedaluwarsa itu ditemukan di beberapa toko di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau.
"Kalau di toko-toko di pusat kota, sejauh ini belum ditemukan barang kadaluwarsa dijual," ujarnya.
Gejolak Harga Selama Ramadhan di Maluku Wajar
Senin, 8 Agustus 2011 13:46 WIB