Ternate, 1/6 (Antara) - Tradisi terkait Ramadhan di Ternate, Maluku Utara (Malut), tetap dilestarikan masyarakat setempat, sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap warisan budaya para leluhur di daerah ini.
Salah seorang tokoh masyarakat di Ternate H. Ali Conoras di Ternate, Kamis, mengatakan tradisi terkait Ramadhan yang terus dilestarikan itu adalah gendang sahur dan ela-ela.
Tradisi gendang sahur adalah tradisi membangunkan warga untuk bangun sahur, yang biasanya dilakukan oleh sekelompok remaja dengan cara berkeliling kampung dari rumah ke rumah sambil menyanyikan lagu-lagu Islami dengan iringan tabuhan rebana dan alat musik tradisional lainnya.
"Tradisi gendang sahur ini dilakukan mulai pukul 03.00 WIT hingga menjelang imsak dan biasanya warga yang terbangun setelah mendengar gendang sahur memberikan sesuatu kepada kelompok remaja yang melakukan tradisi gendang sahur, biasanya berupa uang," ujar H. Ali Conoras.
Sedangkan tradisi ela-ela adalah tradisi menyambut turunnya malam lailatul qadar, yang biasanya di Ternate dilaksanakan pada malam 27 Ramadhan dengan cara membakar obor atau lampion di depan rumah warga.
Menurut H. Ali Conoras, tradisi ela-ela dengan cara membakar obor dan lampion itu merupakan simbol kegembiraan masyarakat atas turunnya lailatul qadar serta mengharapkan setiap warga di daerah ini bisa mendapatkan keberkahan lailatul qadar.
Pemkot Ternate juga selama ini berkomitmen mendorong pelestarian tradisi Ramadhan itu, di antaranya dengan menggelar festival gendang sahur dan festival ela-ela, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan kelurahan di daerah ini.
Menurut Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman, pelaksanaan festival gendang sahur dan ela-ela itu selain untuk melestarikan tradisi Ramadhan di daerah ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu objek wisata religi yang dapat menarik minat wisatawan.
Tradisi Terkait Ramadhan di Ternate Tetap Dilestarikan
Kamis, 1 Juni 2017 22:17 WIB