Ketua Majelis Rakyat Papua Agus Alue Alua secara simbolis membakar 1.000 lilin sambut perayaan Hari Hak Asasi Manusia se-Dunia di Kota Jayapura Papua, Jumat petang.
"Lilin ini menandakan terang bagi orang Papua yang selama ini masih gelap oleh berbagai persoalan yang menaungi," kata Agus dalam sambutannya yang dihadiri sejumlah, aktifis LSM, masyarakat dan pelajar.
Menurutnya, lilin merupakan salah satu simbol terang yang dijadikan simbol untuk merefleksikan perayaan HAM Se-dunia di Tanah Papua.
"Lilin dipilih sebagai simbol terang bagi kita," katanya.
Sementara itu, Marthen Rumbewas salah seorang tokoh masyarakat yang hadir menyatakan terharu dengan perayaan tersebut yaang mambakar 1.000 lilin.
"Saya sangat terharu ketika membakar lilin yang menandakan pentingnya terang dan menghindari kekerasan di Tanah Papua,"katanya.
Menurutnya, perayaan Hari Ham se-Dunia yang dilakukan oleh sejumlah LSM tersebut sangat menyentuh dengan apa yang telah terjadi selama ini.
"Ini merupakan perhatian yang lebih oleh sejumlah pegiat LSM di Jayapura terhadap penanganan HAM di Papua," katanya.
Di tempat yang sama, Sony Wanda salah seorang pegiat LSM HIV/AIDS lokal Jayapura mengatakan perayaan ini merupakan refleksi dari berbagai kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
"Ini refleksi terkait kekerasan yang terjadi di Papua dan juga merupakan sarana sosialisasi kepada masyarakat Papua untuk peduli dengan sekitar kita," katanya.
Setelah pembakaran 1.000 lilin dilanjutkan dengan refleksi dan pentas drama oleh Koalisi Perempuan Papua anti kekerasan dan pelanggran HAM.
Sebelumnya, telah diadakan pameran foto kekerasan HAM di Papua dan sejumlah sosialisasi tentang HIV/AIDS oleh sejumlah LSM lokal dan nasional di Kota Jayapura.
Perayaan hari HAM Se-dunia ini mengambil tema "Refleksi 1.000 Lilin".
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010