Hujan lebat yang mengguyur Kota Ambon dan sekitarnya dalam dua hari terakhir menyebabkan talud penahan jembatan Air Besar Desa Holong, Kecamatan Baguala, longsor dan ambruk pada Ahad.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Maluku, Hendri Far-Far yang dihubungi Antara, Ahad, membenarkan talud penahan jembatan tersebut sudah ambruk dan roboh pada pukul 05.00 WIT.
"Tembok penahan jembatan roboh dan menghantam bagian samping satu rumah warga yang berada di bawahnya," katanya.
Hendri yang turun meninjau lokasi kejadian menjelaskan, robohnya talud penahan membuat bagian bawah jembatan bolong dan membahayakan kendaraan yang lewat di atasnya.
Baca juga: Warga Desa Batu Merah minta pemda perbaiki talud yang rusak, waspadai bencana
Jembatan Air besar yang terletak berdekatan dengan Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon di Desa Halong merupakan akses utama yang menghubungkan pusat Kota Ambon dengan sejumlah desa di kecamatan Baguala.
Menurutnya, kondisi jembatan saat ini sangat riskan dan memprihatinkan untuk dilewati kendaraan berkapasitas besar seperti truk dan mobil kontainer.
Dia telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Jalan nasional (BPJN) Wilayah Maluku serta kepala Dinas PU Maluku Muhammad Marasabessy, untuk segera berkoordinasi dan melakukan langkah penanganan darurat.
"Saya sudah minta agar pimpinan BPJN dan PU Maluku untuk sesegera mungkin melakukan upaya penanganan darurat, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi dan berdampak terhadap keselamatan warga maupun para pengguna jalan," ujarnya.
Baca juga: BMKG imbau warga di Maluku waspadai cuaca ekstrem, antisipasi musibah
Dia juga telah mengimbau dinas Perhubungan Maluku dan Kota Ambon untuk segera mengatur arus lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, sehingga tidak membebani kondisi jembatan yang terancam ambruk.
"Kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan, sehingga dimohon pihak terkait segera melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi kemungkinan lain yang dapat terjadi dan membahayakan keselamatan warga maupun para pengguna kendaraan yang melewatinya," katanya.
Dia juga menyarankan pengendara kendaraan besar seperti truk dan mobil kontainer agar untuk sementara waktu tidak melewati jembatan tersebut dengan mengambil rute melalui Jembatan Merah Putih (JMP).
Hendri yang sedang berkeliling memantau kondisi kota Ambon, menjelaskan hujan lebat yang masih terus mengguyur menyebabkan air meluap dan menggenangi rumah warga dan ruas jalan di Desa Waiheru, setinggi lutut orang dewasa.
Begitupun di perempatan Desa Poka-Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon yang berdekatan dengan JMP juga digenangi air setinggi betis orang dewasa, serta ancaman longsor di Desa Gagala bagian belakang.
"Karena itu saya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana alam, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi," katanya.*
Baca juga: Satu rumah warga tertimbun longsor di Ambon, waspadai bencana
Baca juga: Warga khawatirkan abrasi di kawasan pesisir pantai Ternate, waspadao bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Maluku, Hendri Far-Far yang dihubungi Antara, Ahad, membenarkan talud penahan jembatan tersebut sudah ambruk dan roboh pada pukul 05.00 WIT.
"Tembok penahan jembatan roboh dan menghantam bagian samping satu rumah warga yang berada di bawahnya," katanya.
Hendri yang turun meninjau lokasi kejadian menjelaskan, robohnya talud penahan membuat bagian bawah jembatan bolong dan membahayakan kendaraan yang lewat di atasnya.
Baca juga: Warga Desa Batu Merah minta pemda perbaiki talud yang rusak, waspadai bencana
Jembatan Air besar yang terletak berdekatan dengan Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon di Desa Halong merupakan akses utama yang menghubungkan pusat Kota Ambon dengan sejumlah desa di kecamatan Baguala.
Menurutnya, kondisi jembatan saat ini sangat riskan dan memprihatinkan untuk dilewati kendaraan berkapasitas besar seperti truk dan mobil kontainer.
Dia telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Jalan nasional (BPJN) Wilayah Maluku serta kepala Dinas PU Maluku Muhammad Marasabessy, untuk segera berkoordinasi dan melakukan langkah penanganan darurat.
"Saya sudah minta agar pimpinan BPJN dan PU Maluku untuk sesegera mungkin melakukan upaya penanganan darurat, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi dan berdampak terhadap keselamatan warga maupun para pengguna jalan," ujarnya.
Baca juga: BMKG imbau warga di Maluku waspadai cuaca ekstrem, antisipasi musibah
Dia juga telah mengimbau dinas Perhubungan Maluku dan Kota Ambon untuk segera mengatur arus lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, sehingga tidak membebani kondisi jembatan yang terancam ambruk.
"Kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan, sehingga dimohon pihak terkait segera melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi kemungkinan lain yang dapat terjadi dan membahayakan keselamatan warga maupun para pengguna kendaraan yang melewatinya," katanya.
Dia juga menyarankan pengendara kendaraan besar seperti truk dan mobil kontainer agar untuk sementara waktu tidak melewati jembatan tersebut dengan mengambil rute melalui Jembatan Merah Putih (JMP).
Hendri yang sedang berkeliling memantau kondisi kota Ambon, menjelaskan hujan lebat yang masih terus mengguyur menyebabkan air meluap dan menggenangi rumah warga dan ruas jalan di Desa Waiheru, setinggi lutut orang dewasa.
Begitupun di perempatan Desa Poka-Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon yang berdekatan dengan JMP juga digenangi air setinggi betis orang dewasa, serta ancaman longsor di Desa Gagala bagian belakang.
"Karena itu saya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana alam, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi," katanya.*
Baca juga: Satu rumah warga tertimbun longsor di Ambon, waspadai bencana
Baca juga: Warga khawatirkan abrasi di kawasan pesisir pantai Ternate, waspadao bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021