Harga cengkih di Kota Ambon yang sebelumnya bertahan Rp105 ribu per kilogram pada Juni hingga Juli 2021, mulai bergerak turun menjadi Rp87 ribu per Kg, dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas perkebunan di Surabaya sebagai pasar utama.
Pantauan Antara di sejumlah gudang pengumpul hasil perkebunan di Jalan Setia Budi, Kota Ambon, Kamis, harga cengkih yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul hanya Rp87 ribu per Kg. Harga tersebut telah mengalami dua kali penurun dari Rp105 ribu per kilogram sejak dua pekan terakhir.
Seorang pedagang pengumpul, Evi mengakui sedang ada penurunan harga komoditi cengkih terjadi di Surabaya, sehingga mempengaruhi harga cengkih yang bisa ditawarkan kepada para petani dari berbagai wilayah di Maluku yang menjual hasil panen mereka di Kota Ambon.
Menurut dia, banyak petani yang kecewa dengan turunnya harga cengkih, tetapi tidak banyak yang bisa ditawarkan oleh pedagang pengumpul karena fluktuasi harga komoditas perkebunan mengikuti pasar utama di Surabaya.
"Harga cengkih memang bergerak turun sejak dua minggu yang lalu dari Rp105 ribu menjadi Rp95 ribu per Kg, dan minggu ini turun lagi menjadi Rp87 ribu per Kg," katanya.
Tidak hanya cengkih, komoditas perkebunan lainnya juga mengalami perubahan seperti fuli atau kulit pembukus pala juga sedikit bergerak turun dari Rp248 ribu per Kg menjadi Rp245 ribu per Kg, kopra Rp11.200 per Kg dan cokelat Rp29 ribu per Kg.
Dari sekian komoditas perkebunan unggulan di Maluku, saat ini hanya biji pala bundar yang harganya masih stabil dan dijual dengan harga bervariasi yakni Rp85 ribu hingga Rp95 ribu per Kg.
Seorang istri petani tanaman perkebunan asal Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB), Usi yang ditemui usai menjual 12 Kg cengkih dan tiga Kg, mengaku kendati harga kedua komoditi itu mengalami penurunan, ia bersyukur harga fuli hanya turun sebesar Rp3.000.
"Biasanya harga biji pala ini selalu saja naik-turun. Pembeli selalu memilih-milih kondisi biji pala. Kalau yang sedikit keriput maka harganya hanya Rp85 ribu per kilogram, kalau kondisinya mulus bisa Rp95 ribu per kilogram," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Pantauan Antara di sejumlah gudang pengumpul hasil perkebunan di Jalan Setia Budi, Kota Ambon, Kamis, harga cengkih yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul hanya Rp87 ribu per Kg. Harga tersebut telah mengalami dua kali penurun dari Rp105 ribu per kilogram sejak dua pekan terakhir.
Seorang pedagang pengumpul, Evi mengakui sedang ada penurunan harga komoditi cengkih terjadi di Surabaya, sehingga mempengaruhi harga cengkih yang bisa ditawarkan kepada para petani dari berbagai wilayah di Maluku yang menjual hasil panen mereka di Kota Ambon.
Menurut dia, banyak petani yang kecewa dengan turunnya harga cengkih, tetapi tidak banyak yang bisa ditawarkan oleh pedagang pengumpul karena fluktuasi harga komoditas perkebunan mengikuti pasar utama di Surabaya.
"Harga cengkih memang bergerak turun sejak dua minggu yang lalu dari Rp105 ribu menjadi Rp95 ribu per Kg, dan minggu ini turun lagi menjadi Rp87 ribu per Kg," katanya.
Tidak hanya cengkih, komoditas perkebunan lainnya juga mengalami perubahan seperti fuli atau kulit pembukus pala juga sedikit bergerak turun dari Rp248 ribu per Kg menjadi Rp245 ribu per Kg, kopra Rp11.200 per Kg dan cokelat Rp29 ribu per Kg.
Dari sekian komoditas perkebunan unggulan di Maluku, saat ini hanya biji pala bundar yang harganya masih stabil dan dijual dengan harga bervariasi yakni Rp85 ribu hingga Rp95 ribu per Kg.
Seorang istri petani tanaman perkebunan asal Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB), Usi yang ditemui usai menjual 12 Kg cengkih dan tiga Kg, mengaku kendati harga kedua komoditi itu mengalami penurunan, ia bersyukur harga fuli hanya turun sebesar Rp3.000.
"Biasanya harga biji pala ini selalu saja naik-turun. Pembeli selalu memilih-milih kondisi biji pala. Kalau yang sedikit keriput maka harganya hanya Rp85 ribu per kilogram, kalau kondisinya mulus bisa Rp95 ribu per kilogram," tandasnya.
Editor : Lexy Sariwating
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021