Angka pengangguran di Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku mengalami peningkatan saat pandemi COVID-19 sebesar 11 persen.
"Data per 31 Desember 2021 angka pengangguran meningkat 11 persen atau sekitar 25.760 orang," kata Kepala dinas Tenaga Kerja kota Ambon, Steiven Patty, Senin.
Menurut dia, angka pengangguran beragam latar belakang pendidikan yakni tingkat SMA dan Strata satu.
"Mayoritas pengangguran SMA dan S1 berusia 25 hingga 40 tahun. Kebanyakan para pekerja PHK akibat pandemi COVID-19 ," ujar Steiven.
Baca juga: Angka kemiskinan di Ambon meningkat menjadi 5,02 persen, begini penjelasannya
Ia mengatakan, tingkat pengangguran yang tinggi tidak sebanding dengan lowongan kerja yang tersedia dan menjadi permasalahan yang cukup kompleks.
"Hal ini bukan persoalan mudah, karena kota Ambon merupakan ibu kota provinsi Maluku sehingga banyak orang yang datang mencari pekerjaan di daerah ini," kata Steiven.
Ia menjelaskan, berbagai upaya dilakukan pihaknya yakni, membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak guna membantu penyiapan lapangan pekerjaan.
"Kondisi ini membuat kita harus bekerja keras yakni membangun komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak agar bisa membantu menyiapkan lapangan pekerjaan, karena lapangan pekerjaan ada maka otomatis akan berdampak pada angka pengangguran, " ujar Steiven.
Ia mengemukakan, diperlukan kerja keras untuk lebih menurunkan angka pengangguran di Ambon sambil berharap pandemi COVID-19 berakhir.
"Semoga pandemi COVID -19 berakhir supaya lebih ada pergerakan perekonomian, dan terbuka kesempatan bagi para pencari kerja," kata Steiven.
Baca juga: DPR-RI soroti angka kemiskinan di kawasan tambang Malut, ditunggu aksinya
Baca juga: KPA Maluku: penderita Aids di Maluku pada 2020 didominasi pengangguran, begini penjelasannya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Data per 31 Desember 2021 angka pengangguran meningkat 11 persen atau sekitar 25.760 orang," kata Kepala dinas Tenaga Kerja kota Ambon, Steiven Patty, Senin.
Menurut dia, angka pengangguran beragam latar belakang pendidikan yakni tingkat SMA dan Strata satu.
"Mayoritas pengangguran SMA dan S1 berusia 25 hingga 40 tahun. Kebanyakan para pekerja PHK akibat pandemi COVID-19 ," ujar Steiven.
Baca juga: Angka kemiskinan di Ambon meningkat menjadi 5,02 persen, begini penjelasannya
Ia mengatakan, tingkat pengangguran yang tinggi tidak sebanding dengan lowongan kerja yang tersedia dan menjadi permasalahan yang cukup kompleks.
"Hal ini bukan persoalan mudah, karena kota Ambon merupakan ibu kota provinsi Maluku sehingga banyak orang yang datang mencari pekerjaan di daerah ini," kata Steiven.
Ia menjelaskan, berbagai upaya dilakukan pihaknya yakni, membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak guna membantu penyiapan lapangan pekerjaan.
"Kondisi ini membuat kita harus bekerja keras yakni membangun komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak agar bisa membantu menyiapkan lapangan pekerjaan, karena lapangan pekerjaan ada maka otomatis akan berdampak pada angka pengangguran, " ujar Steiven.
Ia mengemukakan, diperlukan kerja keras untuk lebih menurunkan angka pengangguran di Ambon sambil berharap pandemi COVID-19 berakhir.
"Semoga pandemi COVID -19 berakhir supaya lebih ada pergerakan perekonomian, dan terbuka kesempatan bagi para pencari kerja," kata Steiven.
Baca juga: DPR-RI soroti angka kemiskinan di kawasan tambang Malut, ditunggu aksinya
Baca juga: KPA Maluku: penderita Aids di Maluku pada 2020 didominasi pengangguran, begini penjelasannya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022