Libya menggunakan tentara bayaran Afrika untuk menghadapi demonstrasi, mendorong sejumlah tentara beralih pihak ke oposisi, kata duta besar Libya untuk India yang mundur segera setelah tindakan keras itu, Selasa.
"Mereka dari Afrika dan berbicara dalam bahasa Prancis dan bahasa lainnya," jelas Ali al-Essawi kepada Reuters dalam satu wawancara. Ia menambahkan bahwa ia telah menerima informasi dari berbagai sumber di negara anggota OPEC itu.
Essawi, yang telah meninggalkan kedutaan sejak ia mengundurkan diri Senin untuk memprotes tindakan keras pemerintah Libya dan sekarang tinggal di sebuah hotel di New Delhi, mengatakan ia telah diberi tahu ada pembelotan militer.
"Mereka (tentara) adalah orang Libya dan mereka tidak dapat melihat orang-orang asing membunuh orang Libya sehingga mereka bergerak ke samping rakyat," kata Essawi yang terlihat gelisan dan kacau.
Beberapa diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup Selasa untuk membicarakan krisis di Libya.
"Rakyat Libya tidak dapat berbuat apapun menghadapi petempur udara. Kami tidak memanggil tentara internasional, tapi kami minta pada masyarakat internasional untuk menyelamatkan rakyat Libya," kata Essawi.
Pada Selasa, Essawi mengatakan pada Reuters bahwa ia memperkirakan banyak diplomat Libya pada misi di luar negeri akan mundur karena kekerasan tanpa henti di negaranya. Menurut dia, duta besar di China, Liga Arab dan AS juga telah mundur.
"Pesawat tempur telah membom warga sipil di jalanan Tripoli, ini kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Essawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011