Nelayan Maluku Utara yang biasa mencari ikan di perairan sebelah utara dan timur Pulau Halmahera mengaku khawatir terkena radiasi nuklir dari PLTN di Jepang yang meledak pascaterjadinya gempa dan tsunami di negeri itu. "Ada isu bahwa nuklir dari PLTN yang meledak di Jepang pascaterjadinya gempa dan tsunami, akan terbawa hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Kami khawatir isu itu benar terjadi," kata Kasim, seorang nelayan Maluku Utara (Malut), di Ternate, Jumat. Kekhawatiran para nelayan di Malut tersebut cukup beralasan karena tsunami yang terjadi di Jepang pekan lalu imbasnya sampai di Malut, meski ketinggian gelombangnya hanya sekitar 10 cm. Menerut Kasim, sejak meledaknya PLTN di Jepang mereka tidak berani lagi menangkap ikan terlalu jauh ke tengah laut, terutama jika angin bertiup dari arah pasifik, karena khawatir angin itu membawa radiasi nuklir dari Jepang. Mereka mengharapkan kepada pemprov dan instansi terkait lainnya di Malut agar pro aktiv memantau kemungkinan radiasi nuklir dari Jepang tersebut sampai di Malut, dan kalau memang ada harus segara menyampaikannya kepada nelayan dan masyarakat lainnya di Malut. Menyinggung dampak dari terjadinya gempa dan tsunami di Jepang terhadap penjualan ikan nelayan di Malut, terutama untuk jenis ikan yang selama ini banyak diekspor ke Jepang seperti tuna, Kasim mengatakan sejauh ini tidak ada pengaruhnya. Para penampung ikan di Malut yang selama ini menyuplai ikan kepada para eksportir ikan, termasuk untuk tujuan Jepang, tetap membeli ikan hasil tangkapan nelayan berapa pun jumlahnya dengan harga yang juga tetap tinggi. Sementara itu Anggota DPRD Malut, Edy Langkara mengatakan para ahli nuklir di Jakarta telah menyampaikan bahwa radiasi nuklir dari PLTN yang meledak di Jepang tersebut tidak mungkin bisa sampai ke wilayah Indonesia Pendapat ahli nuklir tersebut didasarkan pada jarak antara Jepang dengan Indonesia yang cukup jauh. Selain itu, antara Jepang dan Indonesia dipisahkan oleh garis khatulistiwa, sehingga arah pergerakan angin di wilayah Jepang dan Indonesia berbeda. "Pendapat para ahli nuklir tersebut harus diteruskan oleh pemprov dan instansi terkait lainnya kepada masyarakat di Malut agar tidak tidak ada lagi kekwhatiran seperti yang dirasakan oleh para nelayan," katanya mengharapkan.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011