Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat kematian bayi di provinsi  itu mengalami penurunan  dalam 20 tahun terakhir turun hingga 62 persen.

Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Jumat  menyatakan, menurunnya angka kematian bayi dilihat berdasarkan tingkat fertilitas Provinsi Malut dan hasil Sensus Penduduk 2000 sampai Sensus Penduduk Lanjutan atau Long Form Sensus Penduduk 2020 menggunakan estimasi penghitungan TFR dengan metode Anak Kandung (Own Children Method). 

Menurut dia, dalam 20 tahun terakhir terjadi penurunan kelahiran remaja (ASFR 15-19) yang cukup signifikan, yaitu dari 77 hasil SP2000 hingga 42,40 hasil LF SP2020 .

Ia menjelaskan  Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate atau CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Hasil LF SP2020 mencatat terdapat 20,59 kelahiran hidup diantara 1000 penduduk Indonesia.

Selain itu, tingkat Fertilitas Provinsi Malut menurun dalam dua dekade terakhir. Sensus Penduduk 2000 mencatat angka Total Fertility Rate (TFR) sebesar 3,18 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 3-4 anak selama masa reproduksinya, sedangkan LF SP2020 mencatat TFR sebesar 2,47 yang berarti hanya sekitar 2-3 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil LF SP2020 menuju Replacement Level. Tahap replacement level fertility ditandai dengan TFR berada pada angka 2,1 yang artinya suatu kondisi dimana sebuah populasi tumbuh seimbang secara alamiah tanpa adanya proses migrasi.

Dia menyebut, TFR adalah jumlah dari angka kelahiran menurut kelompok umur dan merupakan ringkasan ukuran dari tingkat fertilitas. Angka ini menggambarkan rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita pada akhir masa reproduksinya. 

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023