Dolar melonjak ke level tertinggi empat minggu terhadap euro pada akhir perdagangan, Senin (Selasa pagi WIB), karena laporan pekerjaan AS yang sangat kuat minggu lalu meningkatkan kemungkinan Federal Reserve AS mempertahankan kenaikan suku bunga buat melawan inflasi lebih lama.

Euro tergelincir 0,6 persen terhadap dolar menjadi 1,0724 dolar, terendah sejak 9 Januari, menyusul penurunan 1,0 persen pada Jumat (3/2/2023). Euro tetap tidak jauh dari level tertinggi 10 bulan di 1,1034 dolar yang dicapai minggu lalu.

"Data NFP (nonfarm payroll/penggajian nonpertanian) Jumat (3/2/2023) memperkuat kemungkinan kenaikan 25 basis poin lainnya dan mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir tahun, mengirim ekuitas lebih rendah dan greenback melonjak," kata John Doyle, wakil presiden operasi dan perdagangan di Monex USA.

"Secara keseluruhan, penurunan dolar sejak akhir November sangat mengesankan. Namun, sekarang terlihat agak berlebihan," kata Doyle.

Baca juga: Dolar reli di awal sesi Asia didorong data pekerjaan AS yang kuat


Pada Jumat (3/2/2023), data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari, sementara tingkat pengangguran mencapai lebih dari level terendah 53,5 tahun sebesar 3,4 persen, menunjukkan pasar tenaga kerja yang sangat ketat, dan potensi sakit kepala bagi pejabat Federal Reserve karena mereka melawan inflasi.

Data tersebut muncul setelah Fed pada Rabu (1/2/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan mengatakan telah melewati periode sulit dalam perang melawan inflasi, membuat investor memperkirakan perlambatan dalam laju kenaikan suku bunga ke depan.

Pada Senin (6/2/2023), Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan melihat jalan untuk menghindari resesi AS, dengan inflasi turun secara signifikan dan ekonomi tetap kuat, mengingat kekuatan pasar tenaga kerja AS.

Lira Turki, di bawah tekanan dari risiko geopolitik dan angka inflasi yang mengejutkan, sempat merosot ke rekor terendah 18,85, pada awal perdagangan, karena gempa besar melanda wilayah tersebut.

Sterling tergelincir 0,2 persen di 1,20245 dolar, terendah baru satu bulan, karena para pedagang memperkirakan data pertumbuhan Inggris dan pernyataan dari pembuat kebijakan Bank Sentral Inggris (BoE) tentang laju kenaikan suku bunga sebagai petunjuk prospek mata uang Inggris.

Baca juga: Dolar siap catat penurunan bulanan ke-4 jelang pertemuan Fed

Yen turun lebih dari 1,0 persen terhadap dolar AS setelah surat kabar Nikkei melaporkan, mengutip sumber anonim dari pemerintah dan partai yang berkuasa, bahwa Deputi Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Masayoshi Amamiya disuarakan untuk menjadi gubernur berikutnya.

Dalam konferensi pers pada Senin (6/2/2023), Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihiko Isozaki mengatakan tidak ada kebenaran dalam laporan Nikkei.

Amamiya dianggap "paling dovish di antara pesaing, yang menghancurkan harapan normalisasi kebijakan BoJ bisa berkembang di bawah ketua baru," kata ahli strategi Saxo.

Sementara itu, bitcoin sedikit berubah pada hari ini di 23.015 dolar AS, mendekati level tertinggi lebih dari lima bulan di 24.258 dolar AS yang disentuh minggu lalu.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar perpanjang "rebound" didukung data AS, yen tergelincir

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023