Finalis Putri Pariwisata Indonesia 2011, Melisa Putri Latar (22), ingin mengetahui berbagai hal tentang Maluku, mulai dari potensi alam, pariwisata, seni budaya, kehidupan sosial masyarakat maupun pemerintahan, bahkan dialek Ambon.

"Eh ... saya juga mau belajar logat (gaya bicara orang) Ambon loh," katanya, saat berbincang-bincang di aula kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku, di kota Ambon, Selasa.

Gadis kelahiran London, Inggris, 21 Juni 1988 ini mengaku datang ke Ambon untuk lebih banyak mengetahui Maluku yang diwakilinya, atas keinginan sendiri, di kontes gagasan Yayasan EL JOHN tersebut.

Ia memutuskan mewakili Maluku karena orangtuanya memang berasal dari provinsi seribu pulau ini.

"Saya asli (dari kampung) Banda Eli, Tual," kata anak tertua pasangan Rahmat Badillah Latar dan Dewi Rahmi Puradiredja tersebut.

Memiliki dua adik laki-laki, masing-masing Abi Susanto dan Wahyu Ramadhan, ia mengakui dirinya punya keistimewaan tersendiri.

"I'm the princess," katanya sambil tertawa.

Belajar tari sawat

Tidak sedikit orang yang percaya bahwa nama memiliki makna, dan Melisa mengatakan dirinya sejak kecil memang ingin menjadi putri.

"Ada hubungan atau tidak, yang pasti aku sejak kecil memang ingin jadi putri," katanya.

Keinginan itu, tuturnya, bermula ketika ia diajari tari-tarian dari berbagai daerah di Tanah Air.

"Yang mengajari ibu saya sendiri. Pertama kali itu seingat saya tari Bali. Waktu itu umur saya baru 11 tahun."

Menghabiskan waktu sekolah di Jakarta, Melisa adalah lulusan SD Tarakanita I, Barito Jakarta Selatan, SMP Tarakanita I Puloraya, Jakarta Selatan, SMA Bakti Mulya 400, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Tahun 2008 barulah ia terbang ke Sydney, Australia untuk studi di School of Business and Technology, sampai meraih gelar diploma pada 2010.

Emosinya semakin terikat pada masalah kecantikan setelah diterima bekerja di ESPRIT, sebuah toko baju, sepatu dan perhiasan di Sydney.

Kembali ke Jakarta, ia meneruskan profesinya sebagai model.

"Saya di modeling sejak 1999, sampai sekarang masih aktif tapi freelance," katanya.

Dijadwalkan satu minggu berada di Ambon dengan agenda kegiatan yang dikatakannya sangat padat, Melisa sekarang sedang memusatkan perhatian untuk berlatih Tari Sawat, tarian islami khas Maluku yang akan dibawakannya saat berkontes nanti.

"Saya sebenarnya bisa tari gaba-gaba ... tapi itu kan dibawakan secara berkelompok, tidak sendiri," kata finalis yang mengidolakan Lady Diana dan menyukai makanan lezat tapi sehat ini.        

Putri Bahari 2007

Ketika ditanyakan apa yang membuatnya begitu percaya diri untuk ikut kontes Putri Pariwisata Indonesia, Melisa mengaku punya pengalaman mengikuti sebuah kontes kecantikan di Jakarta.

"Saya Putri Bahari Kepulauan Seribu 2007," kata pemilik tubuh setinggi 168 centimeter dengan bobot 50 kilogram ini.

Melisa, yang fasih berbahasa Indonesia dan Inggris, mengatakan dirinya berharap dapat meraih mahkota Putri Pariwisata 2011 agar dapat mempromosikan Maluku dan daerah lain di Indonesia kepada masyarakat di dalam maupun luar negeri.

"Kalau saya juara berarti kesempatannya sangat terbuka. Kalaupun kalah, saya akan tetap mempromosikan Maluku," katanya.

Seperti juara Putri Indonesia yang diberi kesempatan mengikuti Miss Universe, juara Putri Pariwisata Indonesia 2011 juga akan dikirim untuk mewakili negara di ajang Miss Tourism Universe 2012.

Saat ini, Melisa adalah finalis Putri Pariwisata Indonesia 2011 yang masuk "33 Besar". Setelah itu, gadis yang tinggal di Bintaro Sektor IV, Jakarta Selatan ini akan berkompetisi untuk melewati tiga babak selanjutnya, sebelum babak "3 Besar" atau Grand Final.

"Tapi itu semua berlangsung satu hari, langsung Grand Final," katanya menjelaskan.

Mengaku baru pertama kali datang ke kota Ambon, ia mengatakan dirinya terkesan pada udara yang sejuk dan bersih.

"Kesan pertama saya? Oh ya, saya baru dua hari di sini dan baru kali ini datang ke Ambon. Ehm..., menurut saya udaranya sejuk ..., kalau naik ojek atau becak tidak masalah karena udaranya juga bersih," kata Melisa, seraya melempar senyum dan memainkan matanya yang berwarna hitam dengan jenaka.

Ia juga menyatakan sempat melihat beberapa lahan kosong yang sebenarnya bisa dijadikan "paru-paru" kota. Kali ini dia menunjukkan raut wajah agak serius.

Ketika ditanyakan tempat wisata mana saja yang sudah dikunjungi, Melisa mengatakan dirinya baru sempat melihat Pantai Tomol, Hitu.

"Hari ini, habis latihan tari sawat, mungkin saya akan diajak ke tempat-tempat wisata yang lain," katanya.

Apakah Melisa dapat mewujudkan keinginannya menjadi putri, saat Grand Final Putri Pariwisata Indonesia 2011 digelar tanggal 25 September mendatang? Tentu saja hanya waktu yang bisa menjawab.

Satu hal yang pasti, masyarakat Maluku pernah bangga ketika Albertina Fransica alias Chika Mailoa yang juga mewakili daerah ini meraih mahkota tersebut pada 2008.

Sekarang, mungkin mereka baru bisa berseru kepada Melisa, "Ambel akang voor katong jua, nona manis!", yang berarti "Raihlah mahkota itu untuk kami, putri sayang!"

Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011