Ternate (Antara Maluku) - Hujan yang mengguyur Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) sejak Rabu pagi membuat sedikit lega warga setempat, karena hujan itu mampu mengurangi kepekatan abu vulkanik letusan Gunung Gamalama yang menimpa Kota Ternate sejak tiga hari terakhir.
"Sekarang kita bisa sedikit bernapas lega, karena hujan yang turun tadi mengurangi kepekatan abu letusan Gunung Gamalama yang jatuh di Ternate," kata salah seorang warga Ternate Suryani, di Ternate, Rabu.
Warga Ternate sejak meletusnya Gunung Gamalama pada Minggu malam terpaksa mengurung diri di rumah, karena gunung itu menyemburkan abu vulkaniknya ke seluruh wilayah Ternate, termasuk di pemukiman warga.
Suryani mengaku, memanfaatkan berkurangnya kepekatan abu vulkanik letusan Gunung Gamalama tersebut untuk pergi membeli berbagai kebutuhan pokok di Pasar Sentral Gamalama, karena persediaan kebutuhan pokok di rumahnya sudah menipis.
Namun turunnya hujan tersebut ternyata juga membawa masalah baru bagi warga Ternate, terutama mereka yang ingin bepergian menggunakan kendaraan sepeda motor karena jalan yang tertutup abu vulkanik menjadi becek dan licin.
Selain itu, turunnya hujan tersebut membuat warga yang bermukim di sejumlah titik rawan, seperti Kelurahan Tubo dan Togafo menjadi khawatir karena kemungkinan hujan itu mengakibatkan banjir lahar dingin di wilayah mereka.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Ternate, Basri Awali mengatakan, anggota Tagana bersama anggota TNI dan Polri dan sukarelawan lainnya telah disiagakan di daerah-daerah titik rawan tersebut untuk mengantisipasi terjadinya lagi banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama.
Bahkan khusus di Kelurahan Togafo, seluruh anak dan perempuan di daerah itu telah diungsikan ke daerah aman, karena lahar dingin letusan Gunung Gamalama yang dibawa hujan sebelumnya telah berada sekitar 100 meter dari permukiman warga setempat.
"Kalau terjadi lagi hujan deras pasti lahar dingin tersebut akan masuk ke pemukiman warga, untuk itulah anak-anak dan perempuan telah kita ungsikan ke tempat aman. Yang ada disana hanya laki-laki dan anggota Tagana serta TNI-Polri," katanya.
Data dari posko penanggulangan bencana letusan Gunung Gamalama menyebutkan, hingga Rabu siang sudah tercatat lebih dari 2.000 orang lebih yang mengungsi di sejumlah penampungan di antaranya bekas Kantor Gubernur Malut dan Mes Persiter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
"Sekarang kita bisa sedikit bernapas lega, karena hujan yang turun tadi mengurangi kepekatan abu letusan Gunung Gamalama yang jatuh di Ternate," kata salah seorang warga Ternate Suryani, di Ternate, Rabu.
Warga Ternate sejak meletusnya Gunung Gamalama pada Minggu malam terpaksa mengurung diri di rumah, karena gunung itu menyemburkan abu vulkaniknya ke seluruh wilayah Ternate, termasuk di pemukiman warga.
Suryani mengaku, memanfaatkan berkurangnya kepekatan abu vulkanik letusan Gunung Gamalama tersebut untuk pergi membeli berbagai kebutuhan pokok di Pasar Sentral Gamalama, karena persediaan kebutuhan pokok di rumahnya sudah menipis.
Namun turunnya hujan tersebut ternyata juga membawa masalah baru bagi warga Ternate, terutama mereka yang ingin bepergian menggunakan kendaraan sepeda motor karena jalan yang tertutup abu vulkanik menjadi becek dan licin.
Selain itu, turunnya hujan tersebut membuat warga yang bermukim di sejumlah titik rawan, seperti Kelurahan Tubo dan Togafo menjadi khawatir karena kemungkinan hujan itu mengakibatkan banjir lahar dingin di wilayah mereka.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Ternate, Basri Awali mengatakan, anggota Tagana bersama anggota TNI dan Polri dan sukarelawan lainnya telah disiagakan di daerah-daerah titik rawan tersebut untuk mengantisipasi terjadinya lagi banjir lahar dingin letusan Gunung Gamalama.
Bahkan khusus di Kelurahan Togafo, seluruh anak dan perempuan di daerah itu telah diungsikan ke daerah aman, karena lahar dingin letusan Gunung Gamalama yang dibawa hujan sebelumnya telah berada sekitar 100 meter dari permukiman warga setempat.
"Kalau terjadi lagi hujan deras pasti lahar dingin tersebut akan masuk ke pemukiman warga, untuk itulah anak-anak dan perempuan telah kita ungsikan ke tempat aman. Yang ada disana hanya laki-laki dan anggota Tagana serta TNI-Polri," katanya.
Data dari posko penanggulangan bencana letusan Gunung Gamalama menyebutkan, hingga Rabu siang sudah tercatat lebih dari 2.000 orang lebih yang mengungsi di sejumlah penampungan di antaranya bekas Kantor Gubernur Malut dan Mes Persiter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011