Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) mengakui hingga kini belum ada laporan warga yang mengungsi akibat terjadinya erupsi Gunung Ibu di kabupaten itu.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Halbar, Sofyan Aswad kepada ANTARA, Senin, mengatakan abu akibat erupsi Gunung Ibu cukup tinggi mencapai 1,1 kilometer, namun masih jauh dari lokasi pemukiman penduduk yang berada 6-7 kilometer dari kawah, sehingga belum ada warga mengungsi.
"Selain itu, kalau terjadi hujan abu, masyarakat di sekitar Kecamatan Tabaru dan Ibu yang beraktivitas di luar rumah diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata," ujarnya.
Kendati demikian, kata Sofyan Aswad, warga di dua kecamatan itu sudah terbiasa dengan kondisi erupsi Gunung Ibu, tetapi BPBD mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan melakukan aktivitas di sekitar gunung tersebut.
Selain itu, kata Sofyan Aswad, BPBD terus berkoordinasi dengan Petugas Pos Pemantauan Gunung Ibu untuk mengikuti perkembangan terkait dengan erupsi Gunung Api
Sementara itu, Gunung Ibu setiap saat alami erupsi, bahkan dalam setahun ini, terjadi 25 erupsi, tetapi karena kondisi arah angin tidak ke permukiman warga, sehingga belum ada laporan warga mengungsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi erupsi dari kawah Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
Petugas Pos Pemantauan Gunung Ibu, Ahmad Basuki, dalam penyataan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan letusan itu berupa kolom abu setinggi lebih kurang 1.100 meter yang terjadi pukul 09.36 WIT.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara," ujarnya.
Ahmad menuturkan letusan itu terekam melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 60 detik.
Gunung Ibu berstatus Waspada (Level II) sejak 10 Desember 2013 hingga sekarang. Sepanjang tahun ini PVMBG mencatat ada 37 kali letusan yang keluar dari kawah gunung api paling aktif di Pulau Halmahera tersebut.
Gunung Ibu menduduki posisi keempat secara nasional sebagai gunung api yang aktif meletus tahun ini setelah Gunung Semeru yang tercatat ada 38 kali letusan, Gunung Anak Krakatau tercatat ada 62 kali letusan, dan Gunung Ili Lewotolok sebanyak 63 kali letusan.
Sementara itu, warga Tabaru Ibu, Chika Palias ketika dihubungi dari Ternate mengatakan selama setahun terakhir warga di Kecamatan Ibu dan Tabaru menggunakan masker, terutama saat terjadi erupsi.
"Meskipun terjadi erupsi dan mengeluarkan abu, warga enggan untuk mengungsi dan tetap beraktivitas secara normal dan menggunakan masker serta kacamata," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD: Belum ada laporan warga mengungsi terkait erupsi Gunung Ibu
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Halbar, Sofyan Aswad kepada ANTARA, Senin, mengatakan abu akibat erupsi Gunung Ibu cukup tinggi mencapai 1,1 kilometer, namun masih jauh dari lokasi pemukiman penduduk yang berada 6-7 kilometer dari kawah, sehingga belum ada warga mengungsi.
"Selain itu, kalau terjadi hujan abu, masyarakat di sekitar Kecamatan Tabaru dan Ibu yang beraktivitas di luar rumah diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata," ujarnya.
Kendati demikian, kata Sofyan Aswad, warga di dua kecamatan itu sudah terbiasa dengan kondisi erupsi Gunung Ibu, tetapi BPBD mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan melakukan aktivitas di sekitar gunung tersebut.
Selain itu, kata Sofyan Aswad, BPBD terus berkoordinasi dengan Petugas Pos Pemantauan Gunung Ibu untuk mengikuti perkembangan terkait dengan erupsi Gunung Api
Sementara itu, Gunung Ibu setiap saat alami erupsi, bahkan dalam setahun ini, terjadi 25 erupsi, tetapi karena kondisi arah angin tidak ke permukiman warga, sehingga belum ada laporan warga mengungsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi erupsi dari kawah Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
Petugas Pos Pemantauan Gunung Ibu, Ahmad Basuki, dalam penyataan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan letusan itu berupa kolom abu setinggi lebih kurang 1.100 meter yang terjadi pukul 09.36 WIT.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara," ujarnya.
Ahmad menuturkan letusan itu terekam melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 60 detik.
Gunung Ibu berstatus Waspada (Level II) sejak 10 Desember 2013 hingga sekarang. Sepanjang tahun ini PVMBG mencatat ada 37 kali letusan yang keluar dari kawah gunung api paling aktif di Pulau Halmahera tersebut.
Gunung Ibu menduduki posisi keempat secara nasional sebagai gunung api yang aktif meletus tahun ini setelah Gunung Semeru yang tercatat ada 38 kali letusan, Gunung Anak Krakatau tercatat ada 62 kali letusan, dan Gunung Ili Lewotolok sebanyak 63 kali letusan.
Sementara itu, warga Tabaru Ibu, Chika Palias ketika dihubungi dari Ternate mengatakan selama setahun terakhir warga di Kecamatan Ibu dan Tabaru menggunakan masker, terutama saat terjadi erupsi.
"Meskipun terjadi erupsi dan mengeluarkan abu, warga enggan untuk mengungsi dan tetap beraktivitas secara normal dan menggunakan masker serta kacamata," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD: Belum ada laporan warga mengungsi terkait erupsi Gunung Ibu
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023