Ambon (Antara Maluku) - Keberadaan rumah tunggu persalinan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berhasil menurunkan jumlah kasus kematian ibu hamil dan bayi baru lahir, kata Ketua Pokja Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI) Wilayah Maluku dr J Huliselan.

"Angka kematian ibu hamil dari tahun 2007 hingga 2011 menurun dari 21 orang menjadi 10 orang per tahun. Begitu juga kematian bayi, pada 2007 terjadi 74 kasus dan hingga 2012 turun menjadi 27 kasus," kata Huliselan, di Ambon, Kamis.

Rumah tunggu pertsalinan dioperasikan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sejak tahun 2007.

Dikatakannya, pelayanan di rumah tunggu meliputi persalinan, pemeriksaan laboratorium, imunisasi ibu hamil dan bayi baru lahir. Pemeriksaan ibu dan bayi pascamelahirkan, serta pemeriksaan antenatal.

"Rumah tunggu dibuat untuk mengatasi persoalan "Tiga Terlambat " yaitu, terlambat mengetahui persoalan, terlambat merujuk, dan terlambat penanganan. Tiga persoalan ini banyak menyebabkan ibu hamil meninggal dunia," kata Huliselan.

Hulisellan menjelaskan, Unicef memfasilitasi pencetusan konsep rumah tunggu di Kabupaten MTB sebagai solusi masalah kesehatan ibu hamil.  

"Sosialisasi keberadaan rumah tunggu persalinan dilakukan melalui pendekatan budaya, kekeluargaan dan agama," ujarnya.

Ia berharap keberhasilan program rumah tunggu persalinan di MTB dapat mendorong kabupaten/kota lain di Maluku untuk menerapkannya di masing-masing daerah.

FKTI merupakan bersifat forum yang independen dan terbuka serta secara aktif mendorong dan mengembangkan inovasi sosial untuk menjawab tantangan pembangunan di wilayah Indonesia Timur.

Anggota FKTI terdiri dari para pembaharu kalangan pemerintah daerah, perwakilan pemerintah pusat, legislatif, akademisi, LSM, sektor swasta, dan organisasi masyarakat lainnya.

Pewarta:

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013