Warga Negeri Sepa, Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku berupaya terus melestarikan rutinitas tadarus Al Quran di setiap rumah warga di bulan Ramadhan.
Rutinitas tadarus di Negeri Sepa berbeda dengan daerah lain, karena dilakukan di setiap rumah warga oleh anak muda, dan orang tua saat bulan Ramadan, " kata warga Negeri Sepa, Ath Wasolo, Kamis.
Saat tadarus Al Quran dibacakan dua orang salah satu melantunkan ayat-ayat suci, sementara yang satunya memeriksa huruf, hingga tanda baca Al Quran.
"Jadi kalau ada yang salah baca, satunya langsung memperbaiki dengan ucapan yang benar, karena ayat Al Quran ini salah huruf atau tanda baca itu mempengaruhi arti dari bacaan, " katanya.
Sementara itu tokoh masyarakat di negeri Sepa, Rabeah Amahoru mengatakan tradisi ini sudah ada sejak jaman dahulu, karena di setiap rumah warga (rumah tua) terdapat yang namanya Qaul.
"Kalau tadarus ini sudah ada dari jaman orang tatua dolo-dolo (orang tua), dan dilanjutkan oleh kita dan generasi muda saat ini," katanya.
Setelah melantunkan ayat suci Al Quran para remaja dan orang tua akan menikmati kudapan yang disiapkan pemilik rumah, mulai dari makanan manis seperti aneka kue hingga makanan berat.
"Tradisi ini dilakukan rumah tua, jadi biasanya anak cucu menyediakan hidangan untuk orang tadarus, baik itu yang masih tinggal di dalam rumah atau yang sudah memiliki rumah sendiri," katanya.
Tadarus juga menjadi hal menyenangkan bagi anak-anak muda di negeri yang memiliki ikatan 'pela gandong' dengan negeri Kamarian Seram Bagian Barat (SBB).
Kamarian mayoritas penduduknya beragama Kristen sedangkan negeri Sepa mayoritas beragama Islam.
Pela dan Gandong adalah suatu institusi atau lembaga budaya yang mencerminkan hubungan persaudaraan, persahabatan, kekeluargaan dan kekerabatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga Sepa Malteng lestarikan tradisi tadarus Al Quran saat Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Rutinitas tadarus di Negeri Sepa berbeda dengan daerah lain, karena dilakukan di setiap rumah warga oleh anak muda, dan orang tua saat bulan Ramadan, " kata warga Negeri Sepa, Ath Wasolo, Kamis.
Saat tadarus Al Quran dibacakan dua orang salah satu melantunkan ayat-ayat suci, sementara yang satunya memeriksa huruf, hingga tanda baca Al Quran.
"Jadi kalau ada yang salah baca, satunya langsung memperbaiki dengan ucapan yang benar, karena ayat Al Quran ini salah huruf atau tanda baca itu mempengaruhi arti dari bacaan, " katanya.
Sementara itu tokoh masyarakat di negeri Sepa, Rabeah Amahoru mengatakan tradisi ini sudah ada sejak jaman dahulu, karena di setiap rumah warga (rumah tua) terdapat yang namanya Qaul.
"Kalau tadarus ini sudah ada dari jaman orang tatua dolo-dolo (orang tua), dan dilanjutkan oleh kita dan generasi muda saat ini," katanya.
Setelah melantunkan ayat suci Al Quran para remaja dan orang tua akan menikmati kudapan yang disiapkan pemilik rumah, mulai dari makanan manis seperti aneka kue hingga makanan berat.
"Tradisi ini dilakukan rumah tua, jadi biasanya anak cucu menyediakan hidangan untuk orang tadarus, baik itu yang masih tinggal di dalam rumah atau yang sudah memiliki rumah sendiri," katanya.
Tadarus juga menjadi hal menyenangkan bagi anak-anak muda di negeri yang memiliki ikatan 'pela gandong' dengan negeri Kamarian Seram Bagian Barat (SBB).
Kamarian mayoritas penduduknya beragama Kristen sedangkan negeri Sepa mayoritas beragama Islam.
Pela dan Gandong adalah suatu institusi atau lembaga budaya yang mencerminkan hubungan persaudaraan, persahabatan, kekeluargaan dan kekerabatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga Sepa Malteng lestarikan tradisi tadarus Al Quran saat Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024