Ternate (Antara Maluku) - Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Ternate, Maluku Utara (Malut), meminta semua operator kapal penumpang di wilayah itu waspada saat berlayar menyusul buruknya cuaca beberapa pekan terakhir.

"Kami menerima pemberitahuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengenai memburuknya cuaca di perairan Malut, sehingga kapal penumpang terutama berukuran kecil untuk waspada," kata Kepala Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Ternate, Takwim Masuku di Ternate, Minggu.

Cuaca ekstrim tersebut diprediksi akan terjadi di perairan Kepulauan Sula, perairan Halmahera dan perairan Pulau Morotai dengan ketinggian gelombang mulai dua meter sampai tiga meter, sehingga para penumpang terutama pemudik lebaran untuk berhati-hati dalam menggunakan jasa transportasi laut.

Ia mengatakan semua kapal penumpang, khususnya yang mengangkut pemudik lebaran harus selalu berkoordinasi dengan pihaknya, baik sebelum berlayar maupun setelah berada di tengah laut.

Kalau di tengah laut tiba-tiba terjadi gelombang tinggi dan cukup riskan kalau melanjutkan pelayaran, maka sebaiknya merapat ke dekat pantai yang aman dan melanjutkan pelayaran setelah kondisi cuaca mulai membaik.

"Saat berlayar jangan memaksakan diri membawa penumpang melebihi kapasitas dan pastikan bahwa kondisi kapal dalam keadaan baik dan peralatan keselamatan lengkap," katanya.

Adpel Ternate akan menindak tegas nakhoda kapal yang memaksakan diri berlayar ketika kondisi cuaca tak layak untuk berlayar, apalagi kalau sampai memuat penumpang melebihi kapasitas dan tidak terdata dalam manifest.

Menyinggung arus mudik lebaran dari Ternate, Takwim mengatakan untuk tujuan sejumlah daerah di luar Malut yang menggunakan kapal Pelni sudah menunjukkan peningkatan sejak pecan lalu.

Sementara itu, dari data yang diperoleh BMKG Ternate menyatakan ketinggian gelombang seperti itu sangat berbahaya bagi kapal nelayan, terutama kapal nelayan berukuran kecil.

Oleh karena itu, BMKG setempat meminta kepada kapal penumpang dan kapal barang yang beroperasi di perairan Malut, karena gelombang dengan ketinggian seperti itu juga sangat berbahaya bagi kapal penumpang dan kapal barang, terutama yang berukuran kecil dan dari bahan kayu.

Perairan laut di Malut yang paling rawan adalah di perairan Kepulauan Sula (Kepsul) karena ketinggian gelombang di wilayah itu rata-rata mencapai dua sampai tiga meter dan ini berlangsung beberapa hari ke depan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013