Ternate (Antara Maluku) - Panitia Pengawas Pemilu kabupaten/ kota di Maluku Utara menurunkan baliho dan spanduk bertuliskan kata-kata provokatif milik pasangan calon gubernur/calon wakil gubernur tertentu guna mencegah konflik di masyarakat.
"Panwaslu kabupaten/kota dalam menurunkan baliho dan spanduk provokatif tersebut bekerja sama dengan aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah kabupaten/kota setempat," kata Ketua Bawaslu Malut Sultan Alwan di Ternate, Kamis.
Bawaslu Malut menginstruksikan kepada Panwaslu di seluruh kabupaten/kota di Malut untuk menurunkan seluruh baliho dan spanduk provokatif di wilayah masing-masing paling lambat akhir pekan ini mengingat semakin dekatnya pelaksanaa pilkada Malut putaran kedua.
Ia mengharapkan pasca-penurunan baliho dan spanduk bernada provokatif tersebut, tidak ada lagi baliho dan spanduk serupa karena baliho dan spanduk seperti itu sangat rawan memicu terjadinya konflik menjelang pelaksanaan pilkada putaran kedua.
Aparat kepolisian dan pemerintah kabupaten/ kota di Malut juga diharapkan segera melakukan tindakan tegas jika menemukan lagi baliho dan spanduk provokatif, termasuk memproses pihak-pihak yang memasang baliho dan spanduk seperti itu.
"Saya mengajak semua pihak di Malut untuk sama-sama mengantarkan pelaksanaan pilkada Malut putaran kedua dengan aman dan tertitib, agar pelaksanaan pilkada Malut putaran kedua nanti tak diwarnai dengan konflik seperti pada pilkada Malut 2008," katanya.
Masyarakat di Malut, terutama para pendukung cagub/ cawagub yang akan ikut pada pilkada putaran kedua diharapkan tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya konflik serta tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar.
Pilkada Malut putaran kedua diikuti pasangan Ahmad Hidayat Mus-Hasan Doa yang diusung koalisi Partai Golkar dengan sejumlah parpol besar lainnya seperti Partai Demokrat, PAN, PDIP, Hanura, PPP, Gerinda dan PKB serta pasangan Abdul Gani Kasuba-Muhammad Naser Thaib yang diusung koalisi PKS dan sejumlah parpol kecil.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Panwaslu kabupaten/kota dalam menurunkan baliho dan spanduk provokatif tersebut bekerja sama dengan aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah kabupaten/kota setempat," kata Ketua Bawaslu Malut Sultan Alwan di Ternate, Kamis.
Bawaslu Malut menginstruksikan kepada Panwaslu di seluruh kabupaten/kota di Malut untuk menurunkan seluruh baliho dan spanduk provokatif di wilayah masing-masing paling lambat akhir pekan ini mengingat semakin dekatnya pelaksanaa pilkada Malut putaran kedua.
Ia mengharapkan pasca-penurunan baliho dan spanduk bernada provokatif tersebut, tidak ada lagi baliho dan spanduk serupa karena baliho dan spanduk seperti itu sangat rawan memicu terjadinya konflik menjelang pelaksanaan pilkada putaran kedua.
Aparat kepolisian dan pemerintah kabupaten/ kota di Malut juga diharapkan segera melakukan tindakan tegas jika menemukan lagi baliho dan spanduk provokatif, termasuk memproses pihak-pihak yang memasang baliho dan spanduk seperti itu.
"Saya mengajak semua pihak di Malut untuk sama-sama mengantarkan pelaksanaan pilkada Malut putaran kedua dengan aman dan tertitib, agar pelaksanaan pilkada Malut putaran kedua nanti tak diwarnai dengan konflik seperti pada pilkada Malut 2008," katanya.
Masyarakat di Malut, terutama para pendukung cagub/ cawagub yang akan ikut pada pilkada putaran kedua diharapkan tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya konflik serta tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar.
Pilkada Malut putaran kedua diikuti pasangan Ahmad Hidayat Mus-Hasan Doa yang diusung koalisi Partai Golkar dengan sejumlah parpol besar lainnya seperti Partai Demokrat, PAN, PDIP, Hanura, PPP, Gerinda dan PKB serta pasangan Abdul Gani Kasuba-Muhammad Naser Thaib yang diusung koalisi PKS dan sejumlah parpol kecil.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013