Kairo (Antara Maluku) - Sejumlah pria bersenjata dengan satu sepeda motor membunuh Jenderal Mohamed Saeed, seorang pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri di Kairo Selasa dalam tamparan terbaru terhadap pemerintah Mesir dukungan militer yang berjuang menghentikan kekerasan dan menekan pertikaian.

Jenderal Saeed, yang merupakan seorang pembantu Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim, ditembak di dalam mobilnya di luar rumah pada siang hari.

Kelompok militan yang berbasis di Sinai, Ansar Bayt al-Maqdis (Partisan Yerusalem) menyatakan pihaknya melakukan serangan terhadap Saeed "penjahat, ingkar terhadap agama".

Penembakan terjadi beberapa jam sebelum Presiden terguling Mohammad Moursi muncul di pengadilan atas tuduhan penculikan dan pembunuhan personel-personel polisi setelah pendobrakan penjara selama pergolakan 2011 yang mengakhiri kekuasaan otokrasi selama tiga dekade Presiden Hosni Mubarak.

Panglima Tentara Marsekal Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan Moursi pada Juli setelah protes-protes massa terhadap pemerintahannya dan diperkirakan akan segera mendeklarasikan bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden, yang secara efektif akan mengembalikan Mesir ke pemerintahan militer.

Ikhwanul Muslimin, organisasi yang Moursi menjadi salah satu tokohnya, menyatakan penggulingan Moursi merupakan kudeta yang membalik hasil-hasil demokratik revolusi anti Mubarak. Ratusan orang telah meninggal dalam bentrokan-bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Moursi sejak Agustus lalu.

Pemerintah Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin kelompok teroris. Organisasi itu membantah memiliki hubungan dengan para militan yang sekarang melancarkan penentangan yang terus meningkat.

Penguasa telah melumpuhkan kekuatan Ikhwanul Muslimin untuk menggerakkan massa turun ke jalan-jalan tetapi saat ini menghadapi kekerasan yang mengingatkan kepada pergolakan bersenjata pada tahun 1990-an. Mubarak mematahkan aksi itu.

Juga pada Selasa, sejumlah pria bersenjata membunuh seorang personel polisi yang menjaga satu gereja di kota 6 Oktober, sebelah barat Kairo, kata sumber-sumber keamanan.

Dalam pengakuannya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penembakan Jenderal Saeed, Ansar Bayt al-Maqdis memperingatkan Sisi, Kementerian Dalam Negeri dan para pemebantunya bahwa kelompok itu akan membalas penumpasan negara terhadap para militan.

Di peradilan Moursi, yang diadakan di Akademi Kepolisian di Kairo, presiden terguling itu ditahan di dalam kurungan kaca dengan sistes pengeras suara yang dikendalikan oleh pengadilan untuk mencegahnya meneriakkan slogan-slogan terhadap Sisi seperti yang dia lakukan persidangan sebelumnya.

Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia melihat perlakuan terhadap Moursi sebagai bagian dari penumpasan atas oposisi.

Moursi tetap menyatakan dirinya masih presiden yang sesungguhnya dan membentak hakim, dengan bertanya,"Siapa kamu? Tidak tahukah kamu siapa saya?"

Moursi yang mengenakan pakaian putih berkali-kali jalan di dalam kurungannya. Para pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya, yang ditahan dalam kurungan kaca terpisah, melambaikan tangan ke orang-orang di ruang pengadilan. Peradilan atas mereka akan dimulai lagi pada 22 Fenruari.  (Reuters/AFP)

Pewarta: M. Anthoni

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014