Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengingatkan bahwa ancaman judi online bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang moralitas dan kesejahteraan keluarga.
"Ibu-ibu sayang suami, kan? Kalau begitu, ingatin suami supaya jangan main judi online. Uangnya buat beli susu anak, bukan buat kalah di judi," ujar Budi Arie dalam rilis pers, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam sosialisasi anti judi online yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Pegadungan, Kalideres, Jakarta, Jumat (04/10).
Budi Arie mengingatkan agar emak-emak mengambil peran dalam memberantas masalah ini. Selain menghindari pinjaman online ilegal, para emak juga senantiasa mengingatkan suami dan anak-anak mereka agar tidak terjerumus terhadap praktik tersebut.
“Adik kandungnya judi online ini namanya pinjaman online. Kalau saya udah teriak itu, pokoknya yang pinjol yang ilegal nggak usah bayar. Karena ia sama, pemainnya sama bandarnya. Jadi ibu bapak yang main judi online itu ditrack internetnya oh ini kalah ini ditawarin pinjaman online. Makanya saya bilang judi online itu penipuan,” jelasnya.
Di sela-sela kerumunan, beberapa emak-emak dengan antusias mendekati Menkominfo, ingin bercerita tentang pengalaman mereka. Ada yang menangis saat mengisahkan suaminya yang terjerat judi online.
"Kami benar-benar ingin judi online ini dihentikan. Ini bukan hanya soal uang. Ini soal anak-anak kami, masa depan mereka. Kami mau rumah tangga kami aman dari dampak buruknya,” ungkap Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Pegadungan, Dewi.
Lurah Kelurahan Pegadungan Rachmat Mulyadi mengapresiasi sosialisasi yang telah berlangsung. Menurutnya peran ibu-ibu dalam memberantas judi online sangat penting karena lebih dekat dengan anak-anak.
“Mudah-mudahan para ibu-ibu mereka tahu bahwa judi online berbahaya bagi kehidupan rumah tangga mereka. Dan dengan ibu-ibu kan bisa mengawasi keberadaan anak-anaknya, suaminya, untuk tidak bermain judi online lagi,” ungkapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkominfo: Ancaman judi online berdampak ke kesejahteraan keluarga
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Ibu-ibu sayang suami, kan? Kalau begitu, ingatin suami supaya jangan main judi online. Uangnya buat beli susu anak, bukan buat kalah di judi," ujar Budi Arie dalam rilis pers, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam sosialisasi anti judi online yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Pegadungan, Kalideres, Jakarta, Jumat (04/10).
Budi Arie mengingatkan agar emak-emak mengambil peran dalam memberantas masalah ini. Selain menghindari pinjaman online ilegal, para emak juga senantiasa mengingatkan suami dan anak-anak mereka agar tidak terjerumus terhadap praktik tersebut.
“Adik kandungnya judi online ini namanya pinjaman online. Kalau saya udah teriak itu, pokoknya yang pinjol yang ilegal nggak usah bayar. Karena ia sama, pemainnya sama bandarnya. Jadi ibu bapak yang main judi online itu ditrack internetnya oh ini kalah ini ditawarin pinjaman online. Makanya saya bilang judi online itu penipuan,” jelasnya.
Di sela-sela kerumunan, beberapa emak-emak dengan antusias mendekati Menkominfo, ingin bercerita tentang pengalaman mereka. Ada yang menangis saat mengisahkan suaminya yang terjerat judi online.
"Kami benar-benar ingin judi online ini dihentikan. Ini bukan hanya soal uang. Ini soal anak-anak kami, masa depan mereka. Kami mau rumah tangga kami aman dari dampak buruknya,” ungkap Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Pegadungan, Dewi.
Lurah Kelurahan Pegadungan Rachmat Mulyadi mengapresiasi sosialisasi yang telah berlangsung. Menurutnya peran ibu-ibu dalam memberantas judi online sangat penting karena lebih dekat dengan anak-anak.
“Mudah-mudahan para ibu-ibu mereka tahu bahwa judi online berbahaya bagi kehidupan rumah tangga mereka. Dan dengan ibu-ibu kan bisa mengawasi keberadaan anak-anaknya, suaminya, untuk tidak bermain judi online lagi,” ungkapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkominfo: Ancaman judi online berdampak ke kesejahteraan keluarga
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024