Ambon (Antara Maluku) - Sanggar Lawamena akan mementaskan kisah tentang Tanjung Marthafons dalam drama musikal Kisah Cinta Tanjung Marthafons di Festival Nasional Teater Tradisional yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Gedung Kesenian Jakarta, pada 13 Juni hingga 18 Juni 2014.

"Tanjung Marthafons memiliki cerita menarik tentang kisah asmara sepasang kekasih yang berbeda ras dan bangsa, cerita ini akan kami pentaskan dalam bentuk drama musikal Kisah Cinta Tanjung Marthafons," kata Vabyo Lekahena, koordinator Sanggar Lawamena, di Ambon, Rabu.

Vabyo yang juga salah satu pemain di Sanggar Lawamena mengatakan, Kisah Cinta Tanjung Marthafons merupakan cerita tentang perjuangan cinta antara seorang tentara Portugis Alfonso dan Martha, gadis asal Desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon.

Dijelaskannya, Alfonso bersama kesatuannya tiba di Ambon pada abad ke-17, dalam upaya pencarian rempah-rempah. Ketika kapalnya sedang berlabuh di Teluk Ambon, Alfonso secara tak sengaja bertemu Martha yang sedang berjualan sagu, dan jatuh cinta pada gadis itu.

Keduanya lalu menjalin kasih secara sembunyi-sembunyi, namun akhirnya diketahui oleh keluarga sang gadis dan jalinan asmara mereka ditentang, selain itu halangan juga datang dari tim kesatuannya Alfonso yang mengharuskannya kembali ke negaranya.

"Kisah cinta Alfonso dan Martha diabadikan oleh masyarakat Kota Ambon dengan menamakan tanjung di sekitaran Desa Rumahtiga dengan Tanjung Marthafons yang berasal dari penggalan nama mereka," ucapnya.

Dikatakannya drama musikal Kisah Cinta Tanjung Marthafons akan dipentaskan oleh sedikitnya 13 orang pemain dengan iringan irama instrumental tradisional Maluku dari instrumen tifa dan keyboard.

"Properti yang akan digunakan untuk pementasan, seperti rumah paparisa yang dibuat dari gaba-gaba (rumah masyarakat tradisional Maluku yang dibuat dari pelepah sagu), perahu, alat jaring ikan, nyiru untuk menjemur sagu, dan lain-lainnya kami bawa dari Ambon," katanya.

Sebagai satu-satunya perwakilan dari Provinsi Maluku, Vabyo mengatakan, dirinya yakin timnya mampu menampilkan yang terbaik di Festival Nasional Teater Tradisional, oleh karenanya segala persiapan dan telah dilakukan selama satu bulan lamanya.

"Kami yakin bisa memberikan yang terbaik bagi Maluku, walaupun sudah pernah mementaskan drama ini di Pesta Teluk pada September 2013, tapi kami berlatih lagi selama satu bulan penuh untuk tampil Festival Nasional Teater Tradisional," katanya.

Lawamena adalah sanggar terater tradisional di Kota Ambon yang terbentuk pada 7 Juni 2013. Kendati baru satu tahun terbentuk, para pemain di Sanggar Lawamena merupakan orang lama dalam dunia teater tradisional Maluku sejak tahun 1990an.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014