Ambon (Antara Maluku) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Maluku Tengah Bob Rachmat menyatakan Dinas Perhubungan Maluku perlu menerapkan kebijakan penjualan asuransi kecelakaan bagi penumpang perahu cepat (speed boat), mengingat seringnya terjadi musibah.

"Pemerintah sering ditanya soal dana santunan bagi keluarga penumpang yang meninggal akibat musibah speed boat tenggelam. Karena itu, sudah saatnya dipertimbangkan penjualan asuransi kecelakaan di setiap pangkalan armada laut itu dijual asuransi kecelakaan," katanya, saat dikonfirmasi, Rabu.

Pernyataan Bob ini terkait musibah tenggelamnya perahu cepat dari desa Oma, pulau Haruku tujuan Tulehu, pulau Ambon, Selasa (24/6) pagi dan menewaskan dua orang meninggal.

"Pemerintah bertanggung jawab terhadap warganya. Namun, idealnya ada regulasi yang menyadarkan pengguna perahu cepat sebelum berlayar agar sekiranya terjadi musinah laut sudah tertanggung," tegasnya.

Dia menyatakan, perahu cepat sering mengalami musibah di pulau Seram yang merupakan wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT).

Begitu pun, pulau Buru, Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).

"Teluk Dalam Ambon juga sering terjadi perahu cepat tenggelam, sedangkan penumpangnya kurang menyadari perlunya membeli karcis asuransi kecelakaan," ujar Bob.

Apalagi, karakteristik Maluku berupa daerah kepulauan(1.340 buah pulau) dan 92,4 persen dari wilayah Maluku seluas 712.479,65 km2 adalah laut.

"Pengguna jasa transportasi laut sering mengabaikan peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), termasuk fasilitas keselamatan pelayaran seperti pelampung dan kelayakan armada sehingga bila terjadi musibah barulah menyalahkan pemerintah," kata Bob.

Disinggung korban perahu cepat yang tenggelam di kawasan perairan Batu Kapal, pulau Haruku, dia menjelaskan, saat ditemukan langsung dievakuasi ke desa Oma.

Keduanya teridetifikasi, Ny.Lis Sekawael(64) dan Nona Haumahu(17), Perahu cepat yang ditumpangi tenggelam karena diterpa angin kencang dan gelombang tinggi sehubungan cuaca ekstrem.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014