Seoul (Antara Maluku) - Korea Utara telah mengeksekusi kepala pertahanannya atas tuduhan pengkhianatan, kata Dinas Intelejen Nasional (NIS) Seoul yang dikutip para anggota parlemen.

Eksekusi itu tindakan paling akhir dari serangkan pengucilan tingkat tinggi sejak Kim Jong Un naik ke tampuk kekuasaan setelah kematian ayahnya pada 2011.

Hyon Yong Chol, yang memimpin militer Korea Utara yang terkucil itu, disingkirkan dan kemudian dieksekusi oleh regu penembak dengan senjata antipesawat, disaksikan oleh ratusan orang, demikian media Korea Selatan melaporkan pada Rabu, dengan mengutip komentar NIS kepada panel parlemen.

Hyon, yang berbicara di suatu konferensi keamanan di Moskow pada April, dikatakan telah menunjukkan rasa tak hormat kepada Kim dengan tertidur sejenak pada suatu acara militer, kata media, dengan mengutip taklimat lembaga itu.

Eksekusi terjadi setelah badan mata-mata Korsel itu mengatakan akhir bulan lalu bahwa Kim memerintahkan eksekusi 15 pejabat senior tahun ini sebagai hukuman atas penantangan otoritasnnya.

"Politik internal Korea Utara sangat cepat berubah hari-hari ini," kata Michael Madden, seorang pakar kepemimpinan Korea Utara dan kontributor pusat kajian "The 38 North".

"Secara internal, tampak tidak ada rasa hormat kepada Kim Jong Un dalam level inti dan tengah dari kepemimpinan Korea Utara," kata dia.

"Belum jelas apakah ada bahaya saat ini terhadap kepemimpinan Kim Jong Un atau stabilitas di Korea Utara, tapi jika ini terus terjadi hingga tahun depan, maka kita harus serius mulai melihat suatu rencana kontijensi untuk Semenanjung Korea".

Pada 2013, Kim menyingkirkan dan mengeksekusi pamannya Jang Song Thaek, yang dipandang orang kedua yang berpengaruh dalam lingkungan kepemimpinan Pyongyang, karena korupsi dan terlibat kejahatan yang merusak ekonomi, bersama dengan sekelompok pejabat yang dekat dengan dia.

Pewarta: M. Anthony (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015