Ambon (Antara Maluku) - Provinsi Maluku akan menampilkan proses pengolahan sagu menggunakan cara tradisional pada Pekan Lingkungan Hidup Indonesia (PLI) ke-19 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta 18-21 Juni 2015.

"Kami akan menampilkan cara dan proses pengolahan sagu hingga menjadi berbagai produk olahan bernilai ekonomis pada kegiatan berskala internasional tersebut, sehingga diketahui masyarakat luas," kata Sekretaris Panitia Pameran Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Maluku, Junan Tan, di Ambon, Rabu.

Menurut Junan, PLI 2015 akan diikuti instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, perusahaan swasta nasional dan multinasional, badan dan organisasi lingkungan hidup serta pemerhati lingkungan.

Dia mengatakan, pihaknya akan memeragakan cara pengolahan sagu basah hingga menjadi berbagai produk olahan bernilai ekonomis dengan menggunakan cara tradisional, seperti yang dikembangkan masyarakat di Maluku.

Selain itu, akan menyebarluaskan informasi tentang kearifan lokal masyarakat di Maluku dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam, diantaranya `Sasi" (larangan mengambil sesuatu sebelum waktu panen), di mana kearifan lokal tersebut masih dikembangkan oleh masyarakat di Maluku.

Pihaknya, tandas Junan, mengajak Kepala Kewang (polisi hutan) Haruku Eliza Kisya, tokoh dibalik kelestarian tradisi budaya "sasi ikan lompa" (Trisina baelama) di Desa Haruku, Pulau haruku, Maluku Tengah, untuk menjadi salah satu pembicara dalam seminar dan lokakarya PLI 2015.

"Pak Eliza Kisya selama ini dikenal para pegiat dan pejuang lingkungan internasional sebagai seorang tokoh yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kelestarian lingkungan laut, sungai dan darat di negeri Haruku. Kehadirannya akan memberikan banyak informasi tentang kearifan lokal masyarakat Maluku yang hingga kini masih dipertahankan," katanya.

Eliza Kisya yang akrab dipanggil Om Ely juga merupakan tokoh peraih hadiah Kalpataru pertama di Maluku yakni tahun 1985 berkat tradisi budaya sasi ikan lompa tersebut.

Bapedalda ujar Junan bersama Dinas Kehutanan juga akan menampilkan sejumlah tanaman endemik Maluku pada PLI, diantaranya Gandaria, tomi-tomi, buah atong dan gayang, di samping jenis kayu-kayuan endemik lainnya yang hanya terdapat di provinsi Seribu Pulau tersebut.

Selain itu, sejumlah informasi lain juga akan ditampilkan dalam PLI diantaranya potensi pariwisata di Maluku serta jenis batuan dan bahan tambang yang terdapat di Maluku dan hingga kini belum dikelola optimal bagi kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Ambon bersama Balai Perikanan Budidaya laut (BPBL) Ambon akan menampilkan berbagai potensi perikanan bernilai ekonomin di pasaran dunia dan hanya ada di Maluku, diantaranya berbagai jenis ikan hias endemik daerah ini.

"Kami berharap berbagai potensi sumber daya alam Maluku yang ditampilkan pada PLI tahun 2015 dapat bermanfaat sekaligus menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di Maluku di masa mendatang," ujar Junan Tan.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015