Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya transformasi yang mengarah pada perubahan pola pikir (mindset) dan budaya kerja untuk menjaga marwah, kehormatan dan kepercayaan publik terhadap pengawasan ketenagakerjaan serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Yassierli dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan profesionalitas dan integritas sebagai faktor kunci dari pengawasan ketenagakerjaan.
“Kembali ke marwah dasar pengawasan bahwa pengawas adalah garda terdepan pelindungan hak pekerja dan penjamin kepatuhan norma kerja,” katanya.
Lebih lanjut, Menaker Yassierli mengingatkan jajarannya agar saat turun ke lapangan, pengawas ketenagakerjaan harus fokus pada tugas inti yakni investigasi, edukasi dan penegakan hukum.
“Baju yang kita pakai menggambarkan marwah, menggambarkan harapan dari yang mendesain seorang pengawas ketenagakerjaan seperti itu, sekaligus amanah dan tantangan terkait penegakan norma K3 yang semakin besar,” ujar Menaker.
Selain itu, Yassierli mengaku banyak menerima laporan yang masuk dari berbagai perusahaan terkait penegakan norma K3 di perusahaan. Seperti penahanan ijazah, PHK sepihak, diskriminasi, perusahaan bayar di bawah upah, hingga pekerja alih daya (outsourcing).
“Itu semua kezaliman, kalau kita tak bisa bergerak, buka baju itu. Saya juga komitmen, kalau tak bisa ya sudah, saya akan mengundurkan diri. Buat apa saya jadi menteri, kemudian tak memberikan kontribusi bagi negara,” katanya.
Yassierli pun mengajak pengawas ketenagakerjaan meninggalkan warisan positif “Pengawasan Ketenagakerjaan Indonesia” dan membawa pulang cerita yang bisa dibanggakan.
“Baju yang kita pakai ini adalah amanah, dan apa yang (kita) lakukan merupakan suatu tugas mulia dan bagaimana kita menegakkannya,” ujar Menaker.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menaker tegaskan pentingnya transformasi pengawasan ketenagakerjaan
Editor : Moh Ponting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025