Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku, mencatat penurunan angka kemiskinan dari 5,13 persen dari tahun sebelumnya menjadi 4,3 persen pada 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kota itu yang disampaikan dalam evaluasi kinerja ekonomi daerah.
“Penurunan ini menunjukkan hasil dari berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan pemerintah daerah, terutama bagi keluarga berpendapatan rendah,” kata Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena, di Ambon, Senin.
Ia mengatakanseseorang ingin keluar dari kemiskinan harus punya pendapatan memadai dan pekerjaan tetap, walaupun di sektor informal. Karena itu, lanjutnya, pemerintah fokus pada pemberdayaan agar masyarakat mandiri secara ekonomi.
Berdasarkan data BPS, garis kemiskinan Kota Ambon saat ini ditetapkan sebesar Rp783.697 per jiwa per bulan. Artinya, masyarakat dengan pengeluaran di bawah angka tersebut dikategorikan sebagai miskin.
“Kalau ada empat anggota keluarga, berarti mereka harus memiliki pendapatan minimal Rp3.134.788 per bulan agar tidak tergolong miskin,” ucapnya.
Ia menambahkan upaya pemberdayaan melalui program seperti MTG (Maluku Tangguh Gemilang) turut membantu peningkatan pendapatan warga, khususnya ibu rumah tangga.
“Di setiap kelompok MTG ada sekitar 40 pekerja, sebagian besar ibu rumah tangga. Kalau mereka memperoleh penghasilan Rp2,4 juta per bulan, ditambah pendapatan suami sebagai nelayan, misalnya Rp1 juta, maka rumah tangga itu sudah bisa keluar dari garis kemiskinan,” ujarnya.
BPS juga mencatat garis kemiskinan di Kota Ambon meningkat dari Rp596.042 pada 2020 menjadi Rp783.697 pada 2025 atau naik sekitar Rp187.655 dalam lima tahun terakhir. Namun demikian persentase penduduk miskin justru menurun dari 5,13 persen menjadi 4,34 persen pada periode yang sama.
“Ini menunjukkan walaupun biaya kebutuhan dasar naik, kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok juga meningkat,” ujar Bodewin.
Selain itu Pemkot Ambon terus memantau perkembangan ekonomi daerah. Data BPS menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Ambon pada 2025 berada di kisaran 4,53 persen, menurun dibanding 5,96 persen pada 2024.
“Penurunan ini dipengaruhi efisiensi dan keterbatasan belanja pemerintah. Namun inflasi kita justru membaik, turun dari 3,38 persen pada Agustus menjadi 2,97 persen pada September 2025,” katanya.
Pihaknya akan terus menjaga stabilitas ekonomi melalui penguatan belanja pemerintah, pemberdayaan pelaku usaha lokal, dan pembukaan peluang investasi baru.
“Kita harus dorong peran sektor swasta supaya perputaran uang di Ambon semakin besar. Kalau investasi meningkat, orang bekerja, pendapatan naik, kemiskinan akan terus turun,” ucapnya.
Wali Kota juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban kota sebagai bagian dari upaya menarik minat investor. “Mari kita pastikan Ambon tetap aman agar orang mau datang berinvestasi dan menggerakkan perekonomian kota,” katanya.
Editor : Moh Ponting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025