Washington (Antara Maluku) - Turki sepakat memperluas kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam memerangi pegaris keras Negara Islam (IS) di negara tetangganya, Suriah dan Irak, kata pejabat pertahanan pada Kamis.

"Wall Street Journal" dan harian Turki "Zaman" dan "Hurriyet" melaporkan bahwa Turki kemungkinan membolehkan militer AS meluncurkan serangan udara terhadap pejuang dari pangkalan udara Incirlik di Turki timur.

Namun, pejabat pertahanan AS tidak memastikan secara khusus perjanjian baru hasil dari perundingan panjang tersebut. Kepada AFP, ia hanya mengatakan bahwa Turki sepakat memperluas kerja sama.

Berdasarkan atas perjanjian tersebut, militer AS diizinkan menggunakan pesawat berawak dan tak berawak berpangkalan di Turki untuk mencapai sasaran di Suriah, kata "Wall Street Journal".

Sebelumnya, Presiden Barack Obama berbicara dengan timpalannya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Rabu tentang perang melawan IS, kata Gedung Putih.

Mereka juga membahas konflik di Irak dan Suriah, di mana militan telah memperluas wilayah mereka di dua negara tersebut.

Mereka juga mengatakan akan memperkuat upaya untuk membendung aliran pejuang asing ke Irak dan Suriah dan mengamankan perbatasan Turki yang merupakan titik masuk populer bagi militan untuk bergabung dengan kelompok IS, menurut Gedung Putih.

Kesepakatan antara AS dan Turki datang setelah tentara Turki digempur oleh militan IS di Suriah yang menyebabkan seorang tentara Turki tewas oleh tembakan di lintas perbatasan dari para pejuang.

Bentrokan mematikan tersebut adalah yang paling serius antara tentara Turki dan kelompok IS sejak militan mulai mengambil beberapa wilayah di Irak dan Suriah sampai ke perbatasan Turki pada 2013.

Bentrokan itu kemudian diikuti pembunuhan 32 orang dalam pemboman bunuh diri di sebuah kota Turki dekat perbatasan Suriah pada Senin (20/7) yang diduga dilakukan oleh IS dan memicu meningkatnya kekerasan di Turki Tenggara yang didominasi Suku Kurdi. (AFP)

Pewarta: Ben/Boy Soekapdjo

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015