Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang berpotensi melanda wilayah Provinsi Maluku Utara pada periode 16-22 Oktober 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate, Sakimin, dalam keterangan resminya di Ternate, Kamis, menjelaskan bahwa hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan adanya belokan dan perlambatan massa udara di sekitar wilayah Maluku Utara.
Kondisi ini, kata dia, berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah di provinsi tersebut. "Secara umum, kondisi cuaca di Maluku Utara selama periode 16–22 Oktober 2025 diprakirakan berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga lebat secara fluktuatif. Hujan dapat terjadi pada pagi, siang atau sore, malam hingga dini hari," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak turunan fenomena hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, serta angin kencang.
BMKG memaparkan, kondisi cuaca di Maluku Utara selama sepekan ke depan dibagi ke dalam tiga periode pengamatan, yakni tanggal 16–17 Oktober 2025 hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, dan Kabupaten Halmahera Selatan serta wilayah sekitarnya.
Sedangkan pada 18–19 Oktober 2025 potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di wilayah yang sama, dengan tambahan potensi hujan di Kabupaten Pulau Taliabu dan daerah sekitarnya.
"BMKG memperkirakan hujan sedang hingga lebat akan kembali melanda sebagian besar wilayah Maluku Utara, meliputi Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Halmahera Selatan," ujarnya.
BMKG mengingatkan seluruh pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi peningkatan curah hujan dan cuaca ekstrem tersebut. Sakimin menegaskan pentingnya memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem pengelolaan sumber daya air, termasuk saluran drainase dan jaringan sungai, agar mampu menampung volume air hujan yang meningkat. Ia juga menekankan perlunya koordinasi lintas sektor untuk meminimalisasi dampak bencana.
"Pemerintah dan masyarakat perlu memastikan kapasitas infrastruktur dan tata kelola sumber daya air dalam kondisi siap. Koordinasi dan sinergi antarinstansi seperti BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara harus diperkuat untuk menghindarkan masyarakat serta arus lalu lintas dari zona rawan longsor, banjir, dan banjir bandang," tegasnya.
Selain langkah teknis, BMKG juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengurangi risiko bencana hidrometeorologi melalui tindakan sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong membersihkan lingkungan, serta menata kawasan pemukiman agar tidak menghambat aliran air.
Dengan meningkatnya potensi hujan lebat dan angin kencang selama sepekan mendatang, BMKG berharap seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat di Maluku Utara dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Selalu ikuti informasi resmi dan pembaruan prakiraan cuaca dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate. Kami akan terus memantau perkembangan kondisi atmosfer dan mengeluarkan informasi terkini bagi masyarakat," tutup Sakimin.
Editor : Moh Ponting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025