Ternate, 28/8 (Antara Maluku) - Warga Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) meminta Pemprov Maluku Utara segera membenahi ruas jalan Jailolo-Sidangoli, terutama di sekitar Gunung Manyasal yang rawan kecelakaan lalu lintas.
"Ruas jalan Jailolo-Sidangoli merupakan jalur utama dari Jailolo ke Sofifi, ibu kota Provinsi Malut, tetapi kondisi ruas jalan itu sangat buruk terutama di kawasan Gunung Manyasal," kata salah seorang warga Jailolo, Muhammad Rasid, di Ternate, Jumat.
Ia mengatakan, di kawasan Gunung Manyasal sering sekali terjadi kecelakaan lalu lintas, yang sampai mengakibatkan korban jiwa, seperti yang terjadi pada pekan lalu ketika sebuah truk terprosot ke jurang dan mengakibatkan empat penumpangnya tewas dan delapan penumpang lainnya luka berat.
Ia mengatakan, seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa di kawasan Gunung Manyasal tersebut seharusnya menjadi prioritas bagi Pemprov Malut untuk segera membenahinya, karena ruas jalan itu merupakan jalan provinsi yang tidak bisa ditangani melalui APBD Kabupaten Halmahera Barat.
Seringnya terjadi kecelakaan lalulintas di ruas jalan Jailolo-Sidangoli pertaman di kawasan Gunung Manyasal itu buka semata-mata karena faktor kelalaian manusia, tetapi juga karena kondisi jalannya tidak layak, khususnya dari tanjakannya yang terlalu tinggi dan berada di bibir jurang.
Dinas PU Malut belum bisa dikonfirmasi mengenai hal tersebut, namun Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Ambran Mustari mengatakan, kondisi jalan di kawasan Gunung Manyasal tersebut memang sangat rawan terjadi kecelakaan karena tanjakannya terlalu tinggi.
Sesuai ketentuan, tanjakan sebuah jalan paling tinggi 10 persen, sedangkan di kawasan Gunung Manyasal tersebut lebih dari 20 persen dan berada di dekat jurang, sehingga harus dilakukan pemotongan sampai ketinggiannya hanya maksimal 10 persen.
"Jalan tersebut memang jalan provinsi, tetapi masuk dalam jalan strategis nasional, untuk itu Balai Jalan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara sudah memprogramkan untuk menanganinya dan diharapkan bisa terealisasi pada tahun anggaran 2016," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Ruas jalan Jailolo-Sidangoli merupakan jalur utama dari Jailolo ke Sofifi, ibu kota Provinsi Malut, tetapi kondisi ruas jalan itu sangat buruk terutama di kawasan Gunung Manyasal," kata salah seorang warga Jailolo, Muhammad Rasid, di Ternate, Jumat.
Ia mengatakan, di kawasan Gunung Manyasal sering sekali terjadi kecelakaan lalu lintas, yang sampai mengakibatkan korban jiwa, seperti yang terjadi pada pekan lalu ketika sebuah truk terprosot ke jurang dan mengakibatkan empat penumpangnya tewas dan delapan penumpang lainnya luka berat.
Ia mengatakan, seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa di kawasan Gunung Manyasal tersebut seharusnya menjadi prioritas bagi Pemprov Malut untuk segera membenahinya, karena ruas jalan itu merupakan jalan provinsi yang tidak bisa ditangani melalui APBD Kabupaten Halmahera Barat.
Seringnya terjadi kecelakaan lalulintas di ruas jalan Jailolo-Sidangoli pertaman di kawasan Gunung Manyasal itu buka semata-mata karena faktor kelalaian manusia, tetapi juga karena kondisi jalannya tidak layak, khususnya dari tanjakannya yang terlalu tinggi dan berada di bibir jurang.
Dinas PU Malut belum bisa dikonfirmasi mengenai hal tersebut, namun Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Ambran Mustari mengatakan, kondisi jalan di kawasan Gunung Manyasal tersebut memang sangat rawan terjadi kecelakaan karena tanjakannya terlalu tinggi.
Sesuai ketentuan, tanjakan sebuah jalan paling tinggi 10 persen, sedangkan di kawasan Gunung Manyasal tersebut lebih dari 20 persen dan berada di dekat jurang, sehingga harus dilakukan pemotongan sampai ketinggiannya hanya maksimal 10 persen.
"Jalan tersebut memang jalan provinsi, tetapi masuk dalam jalan strategis nasional, untuk itu Balai Jalan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara sudah memprogramkan untuk menanganinya dan diharapkan bisa terealisasi pada tahun anggaran 2016," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015