Ambon, 9/10 (Antara Maluku) - Transaksi batu bacan di Kota Ambon, Provinsi Maluku, akhir pekan ini cenderung menurun karena kurangnya pembeli.

Antara yang memantau di kawasan Lorong Pala, Jumat, aktivitas perdagangan di area penjualan batu mulia itu terlihat sepi, tidak terlalu banyak masyarakat melakukan transaksi jual beli.

"Kegiatan jualan berbagai jenis batu akik belakangan ini relatif sepi, tidak seperti beberapa bulan sebelumnya yang terjadi lonjakan peminat. Sekarang ini terlihat banyak orang hanya datang untuk melihat-lihat saja," kata pedagang batu akik, Rosita.

Kondisi ini juga dipengaruhi telah banyak pedagang yang menjual batu akik. Jadinya transaksi jual beli juga tidak merata.

Selain itu masyarakat sekarang ini tidak lagi membeli batu yang sudah jadi seperti mainan cincin, kalung dan sebagainya.

Pembeli saat ini lebih suka membeli lempengan batu yang dijual dengan harga bervariasi Rp50.000 hingga Rp100.000.

Batunya, selanjutnya dipotong-potong lagi menjadi lima hingga enam bagian, kemudian digosok sesuai selera yang diinginkan.

"Teman-teman yang berprofesi gosok ini lebih menguntungkan sebab harga yang ditawarkan Rp40.000 hingga Rp50.000/buah (berbagai jenis mainan yang diinginkan)," ujar Rosita.

Jadi, lanjutnya, pembeli tertarik untuk membeli batu yang belum diolah menjadi hiasan cincin atau bentuk lainnya, sebab hanya dengan Rp50.000/bongkah (ukuran 4cm x 4cm) sudah bisa membelinya.

"Kalau ukuran ini, abang potong dengan baik maka bisa menghasilkan enam buah batu cincin, karena itu banyak orang membeli yang masih bentuk batu sebab di Ambon sudah ada tukang potong sekaligus mengosoknya menjadi berbagai macan ukuran cincin tergantung selera," kata pedagang yang menempati Lorong Pala, Rustam.

Dia mengemukakan, batu akik yang telah diolah menjadi cincin dan kalung lebih diminati tamu dari luar Ambon yang berkunjung ke sini.

Begitu pun, sejumlah anggota DPRD Kota Ambon berangkat ke Pulau Jawa yang membeli untuk dijadikan cinderamata buat teman di sana.

"Saat batu bacan mulai digemari, hasil penjualan sehari bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp4 juta. Sekarang untuk mendapatkan hasil penjualan Rp500.000 saja cukup sulit," ujar Rustam.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015