Ternate, 23/11 (Antara Maluku) - Sebanyak 4.750 warga Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara, mengungsi akibat gempa bumi yang terjadi Sabtu (21/11) maupun isu akan adanya gelombang pasang (tsunami).

"Ribuan warga yang mengungsi ini berasal dari 16 desa di kecamatan di Halbar. Mereka memilih mengungsi sementara di sejumlah tempat diantaranya kebun, hutan dan titik-titik lokasi pengungsian yang telah disediakan pemerintah setempat," kata Sekretaris Kabupaten Halbar, Abjan Sofyan di Ternate, Senin.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh isu-isu yang tidak bertanggung jawab termasuk, akan terjadi air pasang.

Menurutnya, saat ini sebanyak 16 Posko didirikan di beberapa desa untuk menampung warga yang sementara mengungsi diantaranya Bobanaeha, Payo, Galala dan Tuada.

"Kami sudah menyalurkan bantuan logistik berupa tenda yang merupakan bantuan dari Pemprov Maluku Utara. Warga yang mengungsi di tenda sekitar 2.000-an orang. Mereka khawatir dan takut kembali ke rumah karena isu gelombang pasang," ujarnya.

Isu gelombang pasang beredar melalui pesan singkat (SMS) telepon genggam menyebabkan banyak warga ketakutan dan memilih mengungsi.

Padahal isu akan terjadi gelombang pasang tersebut sudah diklarifikasi, termasuk dari BMKG setempat bahwa gempat tektonik yang terjadi pusatnya di darat sehingga tidak mungkin terjadi tsunami.

Dia mengakui, saat ini sedang dilakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak maupun bangunan kantor pemerintah, baik rusak ringan, sedang dan berat.

"Jumlah rumah warga yang rusak sedang didata berdasarkan klasifikasinya," ujarnya.

Abjan menambahkan, sejumlah staf Stasiun Geofisika Ternate telah diberangkatkan ke Halbar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat menyangkut sebab-sebab munculnya gelombang tsunami, sehingga diharapkan warga tidak panik atau takut dan bersedia kembali ke rumah.

Pewarta: M. Ponting

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015