Ambon, 27/11 (Antara Maluku) - Pakar politik Semuel Samson mengatakan dalam konteks Maluku, kepemimpinan yang khas atau autentik cocok bagi provinsi tersebut, karena akan menjadikan mereka unggul secara komparatif dan kompetitif.

"Kepemimpinan yang kompetitif dibutuhkan untuk mengatasi dilema demokrasi konstitusional yang pluralis di Indonesia, dan minimnya jumlah penduduk Maluku vs tantangan intrinsik yang dimiliki," katanya ketika mengulas "Kepemimpinan Maluku di Era Demokrasi Indonesia", pada Musyawarah Besar Masyarakat Maluku (Mubes MAMA) di Ambon, Kamis.

Tantangan intrinsik yang dimiliki Maluku, menurut Semuel, adalah wilayah luas berbentuk kepulauan, 93 persennya laut dan hanya tujuh persen daratan, sehingga orang-orangnya harus mengedepankan qua kualitas dari pada kuantitas, dan berkapasitas transformational.

Karena itu, kepemimpinan yang autentik dinilai memungkinkan orang Maluku mengatasi problematika dan tantangan pembangunan di daerah yang "a-simetris" vs mainstream arah kebijakan pembangunan nasional pada umumnya, yakni berorientasi pada daratan yang saat ini hendak diseimbangkan oleh Presiden Joko Widodo dengan arah kebijakan pembangunan maritim Indonesia.

"Ini akan memberikan anak-anak Maluku memiliki daya adaptasi yang tinggi sebagai penghubung untuk mensinergikan kapasitasnya, baik dengan jaringan kerjasama antar sesama di berbagai belahan dunia maupun dengan berbagai mitra lainnya.

Lebih lanjut mantan Duta Besar Indonesia untuk Republik Serbia itu mengatakan kepemimpinan autentik, di antaranya adalah belajar dari pengalaman hidup, mengetahui jati diri, membangun standar nilai dan prinsip hidup, menyeimbangkan motivasi dari dalam diri dan lingkungan, dan memberdayakan masyarakat untuk ikut mendukung.

Ia mencontohkan, negarawan Johannes Leimena merupakan sosok kepemimpinan Maluku yang autentik, dan sumber inspirasi bagi generasi setelahnya. Salah satu ajarannya yang patut dicontohi adalah "politik bukan alat kekuasaan tetapi etika untuk melayani".

"Om Jo berpembawaan tenang, satu tabiat yang mungkin tidak diasosiasikan secara umum kepada orang Maluku. Salah satu nasehatnya kepada kita "orang Maluku tidak boleh memiliki mental minority complex, tidak boleh menyendiri atau terisolasi"," kata Semuel Samson.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015