Ambon, 24/12 (Antara Maluku) - Perayaan "old and new" atau Malam Pergantian Tahun dijadwalkan diselenggarakan pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku di jembatan merah putih (JMP) yang melintasi Teluk Dalam Ambon.

"Gubernur Maluku Said Assagaff memandang perlu perayaan `old and new` diselenggarakan menandai terhubungnya bentangan tengah JMP dijadwalkan pada 31 Desember 2015," kata Kadis PU dan Perumahan Rakyat(PUPR) Ismael Usemahu, dikonfirmasi, Kamis.

Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono diundang untuk menyaksikan terhubunganya bentangan tengah JMP, yang terhambat perampungannya akibat pertimbangan teknis.

"Jadi perayaan `old and new` menunjukkan bahwa JMP merupakan ikon pembangunan di Maluku yang dinilai strrategis untuk mendukung sejumlah program, baik Pemprov Maluku maupun Pemkot Ambon," ujarnya.

Karena itu, menurut Ismael, koordinasi dijalin dengan Kepala Badan Pengembangan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX (Maluku dan Maluku Utara), Arman Mustari untuk mengawasi perampungan JMP.

"Mudah-mudahan kondisi cuaca baik dan kecepatan angin tidak kencang sehingga mendukung pengerjaan perampungan JMP," katanya.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengemukakan, kendala teknis menyebabkan konstruksi JMP yang semula ditargetkan rampung pada 25 Oktober 2015 ditangguhkan hingga Januari 2016.

Namun, dia yakin dan percaya pada kemampuan PT. Waskita Karya, PT. Pembangunan Perumahan dan PT. Wijaya Karya selaku kontraktor menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap mengedepankan faktor keselamatan.

"Pembangunan JMP memang harus ditunjang pengalaman khusus. Jadi jangan ada kesalahan sedikit pun. Bila ada kesalahan sedikit saja tentu akan kembali ke nol lagi," tandasnya.

Menteri Basoeki meninjau lokasi pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon pada 24 Oktober 2015.

Dia mengakui sejumlah faktor yang mempengaruhi penyelesaian pembangunan JMP antara lain kurangnya peralatan yang dibutuhkan, material yang didatangkan dari luar daerah serta beberapa kendala teknis lain.

Selain itu, koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait, terutama TNI Angkatan Laut menyangkut tinggi bentangan tengah jembatan yang harus mempertimbangkan jalur masuk keluar kapal perang, sehingga pekerjaannya molor dari target yang direncanakan.

JMP adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakan batu pertama Juni 2011.

Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan desa Poka dan Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.

Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Poka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur.

Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara Internasional Pattimura serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan

Pembangunan JMP bertujuan menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon sesuai dengan Tata Ruang Kota Ambon di mana Poka-Rumahtiga sebagai kawasan pendidikan dan Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman.

Selain itu, JMP juga menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada, khususnya jazirah Leihitu serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan (mengurangi biaya operasi) menuju Bandar Udara Internasional Pattimura di Laha sebagai pintu keluar ke provinsi lainnya.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015