Ambon, 1/1 (Antara Maluku) - Para pedagang terompet dan kembang api di Kota Ambon, panen rejeki jelang perayaan malam pergantian tahun 2015 menuju 2016 di ibu kota provinsi Maluku tersebut.

"Saya sejak pagi hingga pukul 21.00 WIT telah memperoleh keuntungan bersih diatas Rp500 ribu," kata La Ata, salah seorang pedagang terompet yang dijumpai saat berjualan dagangannya di ruas jalan Dr. Tamaela Ambon, Kamis malam.

Dia mengatakan, keuntungan tersebut tidak termasuk modal sebesar Rp200.000 untuk membeli terompet dari para pembuat di kawasan Mardika, Kota Ambon.

Beberapa anak yang dijumpai sedang menjual terompet juga mengaku telah memperoleh keuntungan diatas Rp200.000, setelah seharian berdagang keliling di beberapa tempat.

"Saya sudah untung Rp225.000. Seharian saya berjualan terompet dengan berkeliling di beberapa tempat," ujar Andi (15) sambil memperlihatkan uang hasil berdagang terompetnya.

Andi mengaku bersama beberapa temannya, memanfaatkan momentum malam pergantian tahun dengan menjual terompet dengan harga Rp10.000 hingga Rp50.000 per buah, di mana harganya disesuaikan dengan bentuk dan model terompet.

Hasil dagangannya akan digunakan sebagai uang jajan sehari-hari, di samping sebagian lainnya diberikan kepada orang tuanya.

Andi juga mengaku orang tuanya berprofesi sebagai pedagang kembang api di kawasan ruas jalan dr. Tamaela sejak awal Desember 2015.

"Ayah berjualan beraneka kembang api di depan kampus pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Ibu ikut bergantian dengan ayah berdagang kembang api disana," katanya.

Sedangkan, Bbakri seorang pedagang kembang api di depan kampus PGSD mengaku, telah memperoleh keuntungan lebih dari Rp4,5 juta dari hasil berdagang selama seharian.

"Banyak warga yang datang untuk membeli beraneka kembang api sebagai persiapan untuk perayaan malam tahun baru," ujar Bakri.

Dia mengatakan, kembang api yang dijual mulai dari harga paling murah Rp10.000 hingga paling mahal mencapai ratusan ribu per satuannya.

Menurut Bakri, kebiasaan warga di Kota Ambon tergolong berani mengeluarkan banyak uang untuk membeli kembang api saat perayaan malam Natal, 25 Desember dan malam pergantian tahun.

"Mungkin sudah tradisi setiap tahun bagi warga Ambon merayakan Natal maupun tahun baru dengan pesta kembang api," ujarnya.

Dia menandaskan, rejeki musiman yang diperoleh pada penghujung tahun 2015 tersebut akan digunakan untuk membiayai pendidikan dua orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, di samping membiayai kebutuhan sehari-hari.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016