Ambon, 25/2 (Antara Maluku) - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo mengajak puluhan wartawan dan pimpinan media massa di Kota Ambon, Maluku menanam anakan pohon samama (jabon merah) di Kampung Baru, Desa Waiheru, Kamis.

"Di daerah ini pohon samama tumbuh sendiri, jadi saya pikir lahan di sini memang habitatnya, tetapi sayang belum dikelola dengan baik," katanya.

Lokasi penanaman berada di daerah perbukitan dan merupakan lahan milik Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad).

Anakan pohon yang ditanam masing-masing diberi nama pimpinan media cetak dan elektronik, termasuk Antara Maluku, TVRI Maluku, RRI Maluku, Harian Ambon Ekspres, Harian Mimbar Rakyat, Radio DMS, serta unsur PWI, AJI, kepolisian daerah (Polda) Maluku dan Balai Wilayah Sungai Maluku.

Menurut Pangdam, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program "Emas Biru dan Emas Hijau" yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di provinsi ini.

Emas Biru merujuk pada potensi laut sementara Emas Hijau dimaksudkan sebagai kekayaan di daratan, utamanya pohon dan tumbuh-tumbuhan yang bernilai ekonomi.

Pohon samama adalah bahan baku kayu lapis (playwood). Bila penanaman bisa dilakukan secara besar-besaran maka akan muncul industri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Maluku.

"Kalau sudah muncul industri maka rakyat yang menanam akan untung, dan lapangan kerja pun terbuka," katanya.

Pangdam manambahkan, dirinya juga sudah melakukan survei dan mendapati tanah Maluku sangat subur untuk tanaman apa saja termasuk samama.

"Dan luar biasanya, tanaman apa saja ternyata ada di Maluku. Ini anugerah yang sangat luar biasa tetapi harus dapat dikelola dengan baik untuk mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan rakyat," katanya.

Dalam upaya menyukseskan program Emas Hijau, Kodam XVI/Pattimura pun mendatangkan ratusan ribu anakan aneka tanaman keras maupun buah-buahan serta yang berkhasiat obat atau herbal.

Acara penanaman pohon diawali dengan "coffee morning" di Markas Komando YONIF 733/Raider Waiheru dan diakhiri makan siang bersama di keramba terapung SUPM Ambon dengan hidangan ikan bakar,

Acara penutup itu sekaligus untuk menunjukkan kekayaan laut Maluku yang disebut sebagai Emas Biru.

"Ini sajian tradisional tetapi rasanya internasional. Di tempat lain, anda makan ikan yang sudah mati berkali-kali. Tapi di sini anda makan ikan hidup (baru diangkat dari keramba untuk dimasak)," katanya.

Pangdam menambahkan, saat ini banyak negara maju membeli ikan hidup dengan harga jauh lebih mahal dibandingkan yang sudah mati dan dieskan.

Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016