Adelaide, (22/4) - Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, Jumat, di kampus Universitas Flinders, Adelaide, menegaskan bahwa Indonesia hari ini dan di masa mendatang merupakan masyarakat digital dengan transformasi di berbagai sektor.

"Masyarakat digital (digital society) adalah realitas hidup di abad 21, dan Indonesia adalah contoh bagaimana komunitas digital mengubah banyak sektor dalam kehidupan," kata Nadjib dalam sesi pembukaan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) 2016 yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA).

Ia bercerita, di kawasan timur Indonesia kini sudah banyak siswa SMA yang memiliki telepon android dan terkoneksi internet.

"Komunitas digital saat jauh lebih besar daripada transformasi di sektor perbankan, pendidikan, dan layanan pemerintah. Kita akan melihat Indonesia di masa yang akan datang sebagai masyarakat yang melek digital, dan penggerak utama dari proses ini adalah kelompok usia milenial," tambahnya.

Dubes yang mulai bertugas di Australia sejak 2012 itu juga memaparkan data pemanfaatan internet di Indonesia.

Dengan populasi sebanyak 250 juta orang, 88 juta orang di antaranya aktif menggunakan internet dan 79 juta orang Indonesia tercatat aktif di media sosial.

Selain kehidupan sosial dan komunikasi personal, masyarakat digital juga mewarnai strategi diplomasi Pemerintah Indonesia.

"Diplomasi digital juga sedang dikembangkan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Diplomasi digital bermakna lebih banyak komunikasi langsung, mengurangi halangan bagi kementerian dan para pemangku kepentingan dalam diplomasi," kata dia.

Ia juga mencontohkan pola komunikasi arahan dari Menteri Luar Negeri kepada delegasi kedutaan Indonesia di berbagai negara.

"Pengarahan dari Menlu kini sering secara langsung lewat sosial media," katanya.

Lebih dari itu, saat ini diplomat Indonesia juga didesak untuk lebih aktif dan tidak hanya berbicara tapi juga mendengarkan publik yang lebih luas lewat diplomasi digital.

Turut memberikan pemaparan lewat percakapan di Skype, Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mariam F. Barata.

Ia membacakan keterangan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tentang perkembangan masyarakat digital di Indonesia dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan internet.

Terdapat lebih dari 74.000 desa di seluruh Indonesia dari 26 persen di antaranya masuk dalam kategori tertinggal.

"Sebanyak 11 persen di antara desa tertinggal itu memiliki akses telekomunikasi yang sudah baik," ujarnya.

Kebijakan pemerintah di sektor ini dititik beratkan kepada upaya meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar lebih banyak mengambil keuntungan dari perdagangan elektronik ("e-commerce") lewat solusi desa broadband terpadu.

Pemerintah menginginkan UMKM bisa mendapat akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang kemudian akan meningkatkan ekonomi pedesaan dan membantu pembanguan ekonomi yang mandiri.

Pewarta: Ella Syafputri

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016