Ambon, 2/6 (Antara Maluku) - Kepala Pusat Pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Moch Nurhudah menyatakan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru di Kota Ambon, saat ini menjadi rujukan bagi pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) kelautan di Indonesia.

"SUPM Ambon tidak hanya menjadi sarana melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, tetapi juga menjadi rujukan bagi pengembangan SMK kelautan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun lembaga lainnya," kata Nurhudah pada wisuda 122 siswa SUPM Waiheru di Ambon, Kamis.

Dia mengatakan, SUPM Waiheru merupakan salah satu dari sembilan SUPM di bawah KKP yang menggunakan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory (Tefa), sehingga melahirkan sumber daya berkualitas dan siap bersaing di pangsa pasar kerja dunia industri.

Pendekatan tersebut menggunakan sarana dan prasarana industri kelautan dan perikanan yang tersedia di dalam kampus dengan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen untuk tingkat pendidikan menengah, serta praktik 60 persen dan teori 30 persen untuk tingkat pendidikan tinggi.

"Penyelenggaraan pendidikan di SUPM diarahkan pada upaya pembentukan lulusan yang memiliki karakter dan kompetensi keahlian di bidang kelautan dan perikanan, agar dapat menjadi tenaga kerja profesional di perusahaan, baik dalam maupun luar negeri, serta menjadi wirausaha muda moderen di bidang kelautan dan perikanan," ujarnya.

Dia menambahkan, dari 122 siswa yang diwisuda, 102 orang di antaranya atau 87,7 persen langsung bekerja di sejumlah perusahaan di dalam maupun luar negeri.

Kepala SUPM Waiheru Ambon, Achmad Jais Ely mengatakan siswa yang diwisuda berasal dari 4 program keahlian yakni Nautika Perikanan Laut (NPL) sebanyak 29 orang, Teknika Perikanan Laut (TPL) 32 orang, Teknologi Budidaya Perikanan (TBP) 31 orang dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan sebanyak 30 orang.

"Sebagian lulusan telah direkrut oleh perusahaan perikanan di dalam dan luar negeri sebelum wisuda. Sedangkan sisanya magang dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Perikanan milik KKP di Jakarta," katanya.

Tawaran kerja tersebut sudah dilakukan perusahan asing dan perusahan dalam negeri jauh hari sebelum siswa diwisuda.

Siswa yang langsung bekerja pada perusahaan di luar negeri di antaranya 10 orang pada PT Kharisma Abadi Mandiri di Brunai Darusalam, 40 orang pada PT Novo Citra Marine di Korea, Jepang, Afrika Selatan, Spanyol dan Argentina.

Sedangkan yang bekerja pada perusahaan dalam negeri yakni 14 orang di PT Anindo Perkasa Abadi, 11 orang pada PT Anugerah Tehoru Manise, delapan orang PT Harini Duta Raya, 21 orang pada PT Wahana Lestari Investama, dan 13 lainnya pada instansi pemerintahan dalam negeri.

Menurut Jais, salah satu perusahaan dalam negeri bahkan meminta lulusan SUPM Waiheru sebanyak 40 orang, tetapi permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi karena jumlah lulusan untuk kualifikasi yang diminta terbatas.

Para lulusan tidak hanya mengantongi ijasah tetapi juga memperoleh sertifikat kompetensi sehingga memenuhi standar nasional dan internasional, di antaranya sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (Ankapin) II, Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (Atkapin) II, cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) serta Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).

Dia menambahkan, sejak didirikan 1986 SUPM Waiheru telah meluluskan sebanyak 2.330 orang, di mana sebanyak 56,7 persen bekerja pada perusahan di dalam dan luar negeri, 17,5 persen berwirausaha, 13,3 persen memilih menjadi PNS, TNI, dan Polri serta sisanya 11,9 persen menempuh pendidikan lanjutan. 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016