Ternate, 14/10 (Antara/Maluku) - Produk lokal para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maluku Utara (Malut) terus mengalami peningkatan dan sudah 2.000 produk khas Malut yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Malut telah memasarkan produknya.

Manajer Swalayan Tara no Ate, Julia M Zen di Ternate, Jumat, mengatakan, untuk tingkat pembelian terus meningkat sudah mencapai 50 persen dari beberapa bulan sebelumnya.

Bahkan, para pengunjung yang biasa datang berkunjung banyak berasal dari mancanegara, sedangkan untuk konsumen yang berkunjung ke swalayan Tara no Ate terus meningkat dan kebanyakan yang menjajaki makanan atau cemilan khas Malut.

Ia menambahkan, hingga saat ini penambahan produk baru juga terus terjadi dan produk baru yang masuk mencapai 30 produksi per tiga bulan. Begitu pula, produk yang baru seperti Batik asli Tubo, Topi Adat, Ngana-ngana dan beberapa makanan khas Malut sejauh ini memang ada peningkatan produk dan pengembangan produk.

Ia mencontohkan, seperti batik itu bukan hanya kain batiknya saja yang diproduksi dan dipasarkan, namun sudah dalam bentuk bahan jadi seperti topi, tas dan baju, bahkan semua itu sekarang sedang dikembangkan dan dikhususkan kepada masyarakat.

Julia mengaku, ada peningkatan dan sekarang peningkatan sudah mencapai 50 persen dari beberapa bulan lalu, karena kebanyakan yang mencari ole-ole khas Ternate itu dan langsung berkunjung ke sini, karena rata-rata yang datang itu dari luar Malut, ada pula dalam kota, namun itu pada momen-momen tertentu seperti tahun ajaran baru dan mereka mencari barang-barang khas Malut sebagai barang praktek anaknya di sekolah.

Untuk itu, dalam satu minggu saja peminat yang berkunjung dan membeli makanan khas Malut itu bisa mencapai 100 produk, bahkan produk yang dipasarkan dalam satu minggu ini kenaikan sangat signifakan dari sebelumnya.

"Dalam satu minggu produk yang keluar dari swalayan Tara no Ate itu mampu mencapai 100 produk dan kebanyakan yang dicari yaitu besi putih, roti, bagea dan kripik pisang mulut bebek, manisan pala dan sirup pala," ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya pasokan produksi baru dari beberapa daerah untuk mencukupi kebutuhan, pasar karena ada juga permintaan sehingga produksi terus dibutuhkan.

"Dalam waktu dekat ada pemasukan produk baru berupa kerajinan daerah seperti tikar kalasa, tikar anyaman, bekel, kerang dan produksi yang masuk ini dari semua daerah yang ada di Malut sudah Masuk, seperti Bacan, Obi, Moti, Morotai, Tidore, Tobelo, Sanana," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016