Ambon, 24/12 (Antara Maluku) - Para pedagang berbagai kembang api di kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku, panen rejeki menjelang perayaan Natal 25 Desember 2016.
Pantauan Antara, Sabtu malam, puluhan pedagang kembang api yang umumnya beragama Islam yang menggelar dagangannya di sepanjang ruas jalan Dr. Tamaela atau di depan kampus PGSD Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, mulai kebanjiran pembeli beberapa jam menjelang perayaan malam Natal yang akan mulai pulul 00.01 WIT.
"Saya sejak pagi hingga pukul 21.00 WIT telah memperoleh keuntungan bersih lebih dari 3,5 juta," ujar salah seorang kembang api di lokasi tersebut, Rinny (35),
Keuntungan yang diperoleh Rinny tersebut tidak termasuk modal yang dikeluarkan untuk membeli kembang api dari para agen.
Rinny yang ditemani suaminya Rachman (40) mengaku, setiap tahun menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru menjual kembang api berbagai jenis yang diperoleh dari agen resmi di Ambon.
Pihak agen memberikan kepercayaan kepada mereka untuk hanya menyetor uang muka sehingga bisa mendapatkan barangnya dengan harga standar.
"Kami hanya menyetor uang muka serta identitas lengkap kepada agen sehingga memperoleh kembang api yang diinginkan. Nanti setelah selesai berdagang barulah uangnya disetor dan disesuaikan dengan jumlah kembang api yang laku terjuang, sedangkan sisanya bisa dikembalikan kepada pihak agen," ujarnya.
Berbagai kembang api dijual para pedagang dengan harga bervariasi, mulai dari yang paling murah yakni Rp10.000 hingga yang paling mahal mencapai jutaan rupiah dengan hulu ledak besar dan keras, tergantung ukuran, jenis maupun daya ledakannya
Rinny mengaku, animo warga Kristen yang akan merayakan Natal untuk membeli berbagai jenis kembang api pada 2016 sedikit menurun dibanding 2015.
Sedangkan pedagang lainnya, Rahma, mengaku, keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penjualan kembang api selama sehari hampir mencapai lima juta.
"Keuntungan semua pedagang tidak sama, tergantung kelihaian untuk menggaet warga yang datang membeli serta jenis kembang api yang dijual," ujar Rahma.
Berdasarkan pantauan Antara, beberapa jam menjelang perayaan Natal, kawasan ruas jalan Dr. Tamaela penuh dibanjiri warga Kristen yang datang untuk membeli berbagai jenis kembang api.
Puluhan aparat gabungan diterjunkan untuk mengamankan dan mengatur arus lalu lintas di ruas jalan dr. Tamaela yang berubah mendadak dalam sepekan terakhir sebagai kawasan bisnis kembang api.
Aparat gabungan juga melakukan razia terhadap para pedagang kembang api untuk mencegah peredaran petasan saat malam perayaan Natal.
Guna memastikan agar Natal dan pergantian tahun berjalan lancar, ribuan aparat gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk melakukan pengamanan di berbagai wilayah di kota Ambo, termasuk pusat perbelanjaan, gereja, bandara, dan tempat-tempat wisata, di samping melakukan patroli di ruas-ruas jalan utama.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Pantauan Antara, Sabtu malam, puluhan pedagang kembang api yang umumnya beragama Islam yang menggelar dagangannya di sepanjang ruas jalan Dr. Tamaela atau di depan kampus PGSD Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, mulai kebanjiran pembeli beberapa jam menjelang perayaan malam Natal yang akan mulai pulul 00.01 WIT.
"Saya sejak pagi hingga pukul 21.00 WIT telah memperoleh keuntungan bersih lebih dari 3,5 juta," ujar salah seorang kembang api di lokasi tersebut, Rinny (35),
Keuntungan yang diperoleh Rinny tersebut tidak termasuk modal yang dikeluarkan untuk membeli kembang api dari para agen.
Rinny yang ditemani suaminya Rachman (40) mengaku, setiap tahun menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru menjual kembang api berbagai jenis yang diperoleh dari agen resmi di Ambon.
Pihak agen memberikan kepercayaan kepada mereka untuk hanya menyetor uang muka sehingga bisa mendapatkan barangnya dengan harga standar.
"Kami hanya menyetor uang muka serta identitas lengkap kepada agen sehingga memperoleh kembang api yang diinginkan. Nanti setelah selesai berdagang barulah uangnya disetor dan disesuaikan dengan jumlah kembang api yang laku terjuang, sedangkan sisanya bisa dikembalikan kepada pihak agen," ujarnya.
Berbagai kembang api dijual para pedagang dengan harga bervariasi, mulai dari yang paling murah yakni Rp10.000 hingga yang paling mahal mencapai jutaan rupiah dengan hulu ledak besar dan keras, tergantung ukuran, jenis maupun daya ledakannya
Rinny mengaku, animo warga Kristen yang akan merayakan Natal untuk membeli berbagai jenis kembang api pada 2016 sedikit menurun dibanding 2015.
Sedangkan pedagang lainnya, Rahma, mengaku, keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penjualan kembang api selama sehari hampir mencapai lima juta.
"Keuntungan semua pedagang tidak sama, tergantung kelihaian untuk menggaet warga yang datang membeli serta jenis kembang api yang dijual," ujar Rahma.
Berdasarkan pantauan Antara, beberapa jam menjelang perayaan Natal, kawasan ruas jalan Dr. Tamaela penuh dibanjiri warga Kristen yang datang untuk membeli berbagai jenis kembang api.
Puluhan aparat gabungan diterjunkan untuk mengamankan dan mengatur arus lalu lintas di ruas jalan dr. Tamaela yang berubah mendadak dalam sepekan terakhir sebagai kawasan bisnis kembang api.
Aparat gabungan juga melakukan razia terhadap para pedagang kembang api untuk mencegah peredaran petasan saat malam perayaan Natal.
Guna memastikan agar Natal dan pergantian tahun berjalan lancar, ribuan aparat gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk melakukan pengamanan di berbagai wilayah di kota Ambo, termasuk pusat perbelanjaan, gereja, bandara, dan tempat-tempat wisata, di samping melakukan patroli di ruas-ruas jalan utama.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016