Ambon, 26/5 (Antara Maluku) - Presiden, Joko Widodo (Jokowi) diundang untuk menghadiri perayaan dua abad pahlawan nasional Martha Christina Tijahahu yang dijadwalkan di Negeri Abubu, Nusalaut, kabupaten Maluku Tengah pada 2 Januari 2018.
Gubernur Maluku Said Assagaff, di Ambon, Jumat, mengatakan, surat undangan darinya kepada Kepala Negara sudah disampaikan melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise pada Kamis (25/5) malam.
"Kami memanfaatkan kunjungan Menteri Yohana di Ambon untuk menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi karena mempertimbangkan Martha adalah pahlawan nasional perempuan melawan kolonialisme Belanda saat perang Pattimura pada 1817," ujarnya.
Gubernur menginginkan Presiden Jokowi menghadiri perayaan dua abad pahlawan nasional Martha yang merupakan anak dari Kapitan Paulus asal Negeri Abubu sebagai rekan seperjuangan pahlawan nasional Thomas Matulessy bergelar Kapitan Pattimura.
"Undangan disampaikan karena sebenarnya Presiden Jokowi berminat menghadiri perayaan dua abad pahlawan Pattimura di Saparua, kabupaten Maluku Tengah pada 15 Mei 2017 sehingga dipandang perlu mengundangnya di peringatan Martha," katanya.
Karena itu, Gubernur telah mengarahkan membentuk panitia bersama melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPT) teknis dan warga Negeri Abubu dalam rangka menyukseskan perayaan dua abad pahlawan Martha.
"Saya menyetujui permohonan ahli waris pahlawan nasional perempuan yang patut dihargai perjuangan maupun pengorbangannya bagi Bunda Pertiwi untuk merayakannya di Negeri Abubu," ujarnya.
Karena itu, perayaan dua abad pahlawan Martha haruslah dikemas seoptimalnya sehingga memotivasi semangat generasi muda, terutama kaum perempuan di Tanah Air agar mengikuti jejaknya untuk mengisi kemerdekaan dengan terobosan - terobosan strategis dalam menjawab mekanisme pemerintahan serta mengoptimalisasi pembangunan dan pelayanan sosial.
"Minimal dua abad perayaan pahlawan Martha menjadi momentum awal yang dikemas nantinya menjadi destinasi pariwisata rutin setiap tahun karena memiliki nilai historis didukung pesona wisata bahari menarik," kata Gubernur.
Dia juga mengarahkan pembangunan monumen Martha berupa patung baru, menyusul lama yang ditempatkan di Negeri Abubu dengan arsitektur sejarah mendukung pengembangan pariwisata di pulau Nusalaut.
"Saya mendambakan patung pahlawan Martha diresmikan bertepatan dengan perayaan dua abadnya di Abubu yang rangkaian acaranya diprogramkan dihadiri warga asal Negeri ini sedunia," tandas Gubernur.
Sebelumnya, lima ahli waris pahlawanan nasional tersebut yakni Leonard, Frans, Alexander, Petrus maupun Martha Christina Tijahahu pada 18 Mei 2017 menyurati Gubernur Maluku, Said Assagaff untuk membangun monumen baru di Negeri Abubu karena lama dinilai tidak layak.
Martha dalam suatu operasi pembersihan kolonial Belanda pada Desember beserta 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.
Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha semakin memburuk karena ia menolak makan dan pengobatan.
Akhirnya pada 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, pulau Ambon, Martha menghembuskan nafas yang terakhir. Jenazah Martha disemayamkan dengan penghormatan militer ke laut Banda.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tertanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tijahahu yang lahir pada 4 Januari 1980 secara resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Gubernur Maluku Said Assagaff, di Ambon, Jumat, mengatakan, surat undangan darinya kepada Kepala Negara sudah disampaikan melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise pada Kamis (25/5) malam.
"Kami memanfaatkan kunjungan Menteri Yohana di Ambon untuk menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi karena mempertimbangkan Martha adalah pahlawan nasional perempuan melawan kolonialisme Belanda saat perang Pattimura pada 1817," ujarnya.
Gubernur menginginkan Presiden Jokowi menghadiri perayaan dua abad pahlawan nasional Martha yang merupakan anak dari Kapitan Paulus asal Negeri Abubu sebagai rekan seperjuangan pahlawan nasional Thomas Matulessy bergelar Kapitan Pattimura.
"Undangan disampaikan karena sebenarnya Presiden Jokowi berminat menghadiri perayaan dua abad pahlawan Pattimura di Saparua, kabupaten Maluku Tengah pada 15 Mei 2017 sehingga dipandang perlu mengundangnya di peringatan Martha," katanya.
Karena itu, Gubernur telah mengarahkan membentuk panitia bersama melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPT) teknis dan warga Negeri Abubu dalam rangka menyukseskan perayaan dua abad pahlawan Martha.
"Saya menyetujui permohonan ahli waris pahlawan nasional perempuan yang patut dihargai perjuangan maupun pengorbangannya bagi Bunda Pertiwi untuk merayakannya di Negeri Abubu," ujarnya.
Karena itu, perayaan dua abad pahlawan Martha haruslah dikemas seoptimalnya sehingga memotivasi semangat generasi muda, terutama kaum perempuan di Tanah Air agar mengikuti jejaknya untuk mengisi kemerdekaan dengan terobosan - terobosan strategis dalam menjawab mekanisme pemerintahan serta mengoptimalisasi pembangunan dan pelayanan sosial.
"Minimal dua abad perayaan pahlawan Martha menjadi momentum awal yang dikemas nantinya menjadi destinasi pariwisata rutin setiap tahun karena memiliki nilai historis didukung pesona wisata bahari menarik," kata Gubernur.
Dia juga mengarahkan pembangunan monumen Martha berupa patung baru, menyusul lama yang ditempatkan di Negeri Abubu dengan arsitektur sejarah mendukung pengembangan pariwisata di pulau Nusalaut.
"Saya mendambakan patung pahlawan Martha diresmikan bertepatan dengan perayaan dua abadnya di Abubu yang rangkaian acaranya diprogramkan dihadiri warga asal Negeri ini sedunia," tandas Gubernur.
Sebelumnya, lima ahli waris pahlawanan nasional tersebut yakni Leonard, Frans, Alexander, Petrus maupun Martha Christina Tijahahu pada 18 Mei 2017 menyurati Gubernur Maluku, Said Assagaff untuk membangun monumen baru di Negeri Abubu karena lama dinilai tidak layak.
Martha dalam suatu operasi pembersihan kolonial Belanda pada Desember beserta 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.
Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha semakin memburuk karena ia menolak makan dan pengobatan.
Akhirnya pada 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, pulau Ambon, Martha menghembuskan nafas yang terakhir. Jenazah Martha disemayamkan dengan penghormatan militer ke laut Banda.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tertanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tijahahu yang lahir pada 4 Januari 1980 secara resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017