Ambon, 7/6 (Antara Maluku) - Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Ambon mencatat, hingga Mei 2017 terdapat 701 investor dari Maluku yang masuk pasar modal, setelah lembaga itu beroperasi pada akhir Desember 2016.

Kepala Kantor BEI Perwakilan Ambon, Alberto F Dachi di Ambon, Rabu, mengatakan masyarakat di Maluku khususnya Kota Ambon sangat antusias melakukan investasi, itu terlihat dengan semakin tumbuhnya saham di pasar modal.

"Investor yang melakukan investasi di pasar modal terus meningkat. Pada Mei 2017 saja bertambah 49 investor sehingga jumlahnya meningkat dari sebelumnya 652 menjadi 701," katanya.

Menurut dia, investasi saham di pasar modal tidak hanya untuk orang-orang kalangan tertentu yang banyak uang, artinya semua orang dari berbagai latar belakang bisa melakukan invetasi saham.

Karena itu BEI Ambon terus melakukan sosialisasi dan edukasi baik di perguruan tinggi maupun di lembaga pemerintah dan swasta.

"Sekarang kita sudah melakukan kerja sama dengan tiga Perguruan Tinggi, yakni Universitas Pattimura (Unpatti), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon, dan Uiversitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM). Tiga perguruan tinggi tersebut sangat antusias mengikuti program-program edukasi," kata Alberto.

Selanjutnya, sosialisasi juga dilakukan di bank seperti Bank Tabungan Negara (BTN), Jasa Raharja dan instansi pemerintah.

"Diharapkan tahun 2017 investor bisa mencapai 1.000 orang, karena antusias masyarakat di daerah ini sangat besar," ujarnya.

Alberto menjelaskan, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal, pihaknya secara rutin melakukan kegiatan sekolah pasar modal (SPM), pada setiap hari Sabtu, untuk mengedukasi bagaimana cara investasi saham yang diawali dengan membuka rekening.

Setelah membuka rekening, sisihkan dana untuk membeli saham, kemudian tentukan saham yang ingin dibeli dan setorkan dana secara rutin ke rekening dan membeli saham secara rutin setiap periode.

Untuk pembukaan rekening investasi, cukup dengan dana Rp100.000 dan setiap bulan setor Rp100.000 dan untuk membeli saham modalnya relatif murah, minimal di bawah Rp100.000.

"Ada beberapa produk di BEI, di antaranya obligasi, sukuk, saham, reksadana dan lainnya, namun yang biasa diperkenalkan dan dipilih oleh masyarakat hanya ada dua yakni saham dan reksadana. Dua produk itu paling diminati oleh masyarakat karena sangat mudah," kata Alberto.

Masyarakat yang ingin berinvestasi cukup membuka rekening investasi atau rekening efek, kemudian mendapat program User name, ID dan Password. Setelah prgram ini keluar dengan aplikasi sangat mudah, sudah bisa membeli saham atau reksadana.

"Orang membeli saham atau reksadana bisa pilih sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan dana yang dimiliki dan sesuai jangka waktu yang diinginkan," ujarnya.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017