Ternate, 28/7 (Antara Maluku) - Perum Bulog Subdivre Ternate, Maluku Utara menyediakan 2.284 ton beras yang merupakan stok PSO atau untuk pelayanan publik, salah satunya termasuk penyaluran beras untuk masyarakat sejahtera.

"Rencana penambahan yang telah dilakukan permintaan lagi sebanyak 2.000 ton dan pada Agustus nanti telah tiba di Ternate, karena permintaan dilakukan pada bulan Juli ini," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Ternate, Malik Abdullah di Ternate, Jumat.

Sedangkan 2.000 ton juga untuk memperkuat oprasional Subdivre dan juga PSO, sedangkan untuk stok gula yang ad, sebanyak 344 ton, dengan jenis gula adalah cristal putih. Gula yang di miliki Bulog, bisa dibilang tidak terkontaminasi, sehingga sangat alami, walaupun tidak terlalu putih warnanya, tetapi sangat aman untuk dikonsumsi.

"Untuk bahan maknan secara kimiawi, jika diletakan berhari pasti warnanya berubah. Karena sudah terkontaminasi dengan suhu udara, maupun kelembaban, namun jika tidak berubah warna, maka harus perlu dicek kembali," ujarnya.

Sementara itu, kata Malik, untuk penjualan gula akan dilakukan penjualan langsung atau biasanya dikenal dengan Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) dan akan dilakukan dengam turun langsung kelapangan untuk menjualnya, bahkan kadan dilakukan lerjasama dengan Dinas Pendidikan dan dilakukan penjualan di sekolah-sekolah.

"Kami sering berjualan di sekolah-sekolah menggunakan mobil, seperti oprasi pasar yang biasanya dilakukan untuk beras. Namun bedanya dengan oprasi pasar hanya pada harga, harga untuk oprasi pasar ditentukan langsung oleh Pemerintah Daerah sedangkan untuk gula ditentukan oleh Bulog sendiri," ujarnya.

Malik mengaku, GSP hanya beroprasi di Kota Ternate, dan hanya di beberapa titik seperti disekolah-sekolah, pasar, tempat keramaian yang lain.

Selain itu, ada juga GSP untuk beras komersil yang di milik Bulog Ternate, yang dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) masih sama di harga Rp 9.700 per kg.

Bahkan, untuk beras komersil saat ini, menurut malik, dijual sudah tidak menggunakan cara yang lama, yaitu memiliki batasan jual. Untuk kali ini tergantung seberapa besar permintaan dari, tetap dilayani, sama halnya dengan beras PSO, beras komersil pun jika stoknya sudah mulai berkurang maka langsung dilakukan permintaan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017