Ternate, 22/8 (Antara Maluku) - Harga hewan kurban, khususnya sapi di Ternate, Maluku Utara (Malut) menjelang Hari Raya Idul Adha 1438 Hijiriah mengalami lonjakan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Seorang pedagang hewan kurban di Ternate, Abdul Hamid ketika dihubungi, Selasa mengatakan harga sapi kurban yang tahun lalu Rp9 juta sampai Rp10 juta per ekor, kini naik menjadi paling murah Rp12 juta per ekor.

Melonjaknya harga sapi untuk hewan kurban itu mengakibatkan banyak warga yang semula ingin membeli hewan kurban terpaksa mengurungkan niatnya, karena mereka hanya menyiapkan uang sesuai harga tahun sebelumnya dan tidak menyangka kenaikannya sampai sebesar itu.

Menurut Abdul Hamid, melonjaknya harga sapi untuk hewan kurban tersebut bukan karena pedagang ingin mencari untung besar, tetapi karena harga pembelian di tingkat peternak saat ini semakin mahal, katanya.

Harga sapi ukuran standar yang tahun lalu di tingkat peternak Rp8 juta-an, sekarang paling murah Rp10 juta-an, sehingga setelah di perhitungkan dengan biaya angkut, retribusi dan keuntungan maka pedagang harus menjualnya minimal Rp12 juta per ekor.

"Para peternak sekarang menjual sapinya dengan harga mahal karena yang membeli bukan hanya pedagang yang akan memasarkannya dalam wilayah Malut, tetapi banyak pula pedagang yang membeli untuk dikirim ke provinsi," kata Abdul Hamid.

Oleh karena itu, untuk mengendalikan harga hewan kurban, khususnya sapi di Ternate dan daerah lainnya di Malut maka intansi terkait di Malut harus membatasi pengiriman sapi ke luar daerah, khususnya dalam menghadapi lebaran Idul Adha.

Data dari Dinas Pertanian Malut menyebutkan hingga Juli 2017, jumlah sapi dari Malut yang dikirim ke luar daerah mencapai 1000 ekor lebih, tetapi dipastikan stok sapi di Malut untuk kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini tidak akan kekurangan.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017