Ambon, 26/9 (Antara) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengatakan, selama 10 tahun belakangan provinsi itu masih didominasi tiga sektor utama yakni perikanan-pertanian, administrasi pemerintahan, dan sektor perdagangan.
Pada triwulan II-2017 sektor pertanian dan perikanan memiliki pangsa pasar sebesar 23,78 persen, sementara sektor administrasi pemerintahan 22,32 persen dari total produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Maluku.
Gubernur Said Assagaff mengatakan hal itu dalam sambutan dibacakan Asisten III Sekda Maluku bidang perekonomian dan pembangunan Sulkifli Anwar pada acara pembukaan desiminasi kajian ekonomi dan keuangan regional (KEKR) Provinsi Maluku dan temu responden di Ambon, Selasa.
Hal ini menunjukan provinsi Maluku masih sangat mengandalkan sumberdaya ikan dan anggaran dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
Karena itu sebagai daerah archipelago terbesar di Indonesia Maluku merupakan wilayah penghasil ikan terbesar di Indonesia yang telah dan akan terus kita perjuangkan sebagai lumbung ikan nasional (LIN), mengingat potensi perikanan kita sebesar 1,0 juta ton, tidak termasuk potensi budi daya perikanan.
"Apalagi dengan adanya program nasional pengembangan tol laut, poros maritim, pembangunan pelabuhan baru, maupunb renovasinya, serta agenda-agenda pembangunan kemaritiman lainnya, harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah," ujarnya.
Sebagai daerah berciri kepulauan, lanjutnya, kita harus mendorong agar Maluku ditempatkan dalam mainstream kebijakan kemaritiman dimaksud. Atas dasar semuanya, saya optimis masa depabn dunia kemaritiman Maluku akan semakin maju dan berkembang.
Selain itu, yang sangat mencengangkan yaitu adanya temuan gas di blok Masela yang disebut oleh para ahli sebagai gas abadi di dunia.
Sumber daya gas ini oleh Pemerintah RI, direncanakan akan mulai dioperasionalkan tahun 2019 mendatang.
"Sektor energi dan sumber daya mineral ini, sangat menjanjikan dan sangat potensial untuk peningkatan gerak roda pembangunan ekonomi Maluku dan Indonesia secara umum," ujarnya.
Dihadapan ratusan peserta KEKR yang terdiri dari para Pimpinan Bank di daerah ini, pengusaha UMKM, perwakilan dari pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon maupun stakholders lainnya Said Assagaff mengatakan ada empat strategi pengembangan ekonomi Maluku sebagai pprovinsi yang beriri kepulauan.
"Pertama membangun perekonomian yang tangguh bagi kesejahteraan masyarakat Maluku dengan tetap mempertimbangkan modal sosial masyarakat dalam semangat persatuan "Hidup orang basudara", yang kedua mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas dalam rangka mengelola potensi sumber daya alam melalui penyediaan 100 beasiswa Sarjana (S1), dan 80 beasiswa program Doktor (S3), pada bidang pertambangan, pariwisata,dan kemaritiman," ujarnya.
Diharapkan dalam empat tahun mendatang mereka akan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan di Maluku.
"Ketiga yakni memberikan keringanan dan kemudahan pengurusan perizinan kepada investor untuk menanamkan investasi di Maluku," katanya.
Ke-empat, lanjutnya, pelibatan stakholders dalam proses pembangunan, khususnya pengusaha lokal untuk membangun sinergistas, berkolaborasi dengan pengusaha nasional dan Internasional membangun daerah Maluku.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017