Ambon, 19/10 (Antara Maluku) - Devisi Regional (Divre) Perum Bulog Maluku dalam waktu dekat ini akan melaksanakan kegiatan operasi pasar (OP) guna menjaga kestabilan harga di pasar tradisional.

"Kita sedang menunggu penandatangan surat dari gubernur Maluku terkait pelaksanaannya," kata kata Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Maluku Armin Bandjar di Ambon, Kamis.

Informasi, lanjutnya, Gubernur Maluku Said Assagaff sementara di luar daerah, jadi kalau sampai besok atau lusa beliau kembali dan melakukan penandatangan surat perintah langsung OP Jalan.

Dia mengatakan, sesuai surat edaran dari Kementerian perdagangan pelaksanaan kegiatan operasi pasar itu hanya sampai dengan bulan Desember 2017 saja guna mengantisipasi harga pasar.

"Hanya saja di Ambon belum dapat dilaksanakan, dan diperkirakan dalam waktu dua atau tiga hari kedepan sudah bisa jalan, sebab tinggal menunggu tandatangan dari Gubernur Maluku selaku Kepala Daerah," ujarnya.

Dia menjelaskan penandatangan itu juga terkait dengan harga eceran tertinggi, kalau rencana dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) hasrga beras operasi pasar Rp7.900/kg, dan di luar Kota Ambon diperkirakan sebesar Rp8.100/kg.

Sesuai hasil pemantauan yang dihimpun Antara Maluku tercatat tercatat harga beras eceran saat ini di pasar tradisional Kota Ambon seperti baik pasar Mardika, Batu merah maupun sejumlah pasar swalayan dan super market bervariasi dan terlihat masih normal, seperti beras Tawon, Bulir Mas rata-rata Rp13.000/kg.

"Kemudian Lumbung Padi, WTJ Phinisi, Dua Udang, dan Meki Mose ditawarkan dengan harga rata-rata Rp12.000/kg, merek Mawar Rp12.000/kg, disamping beras medium yang lain tanpa merek dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp11.000 hingga Rp13.000/kg.

"Ada juga beras Bulog Maluku yang dijual para pedagang di pasar Mardika maupun di pasar Batu merah dengan harga bervariasi Rp11.000 hingga Rp12.000/kg," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017