Ambon, 28/10 (Antara Maluku) - Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVI/Pattimura Brigjen TNI Tri Soewandono memimpin upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Upacara Makodam, diikuti seluruh personel dan PNS Kodam XVI/Pattimura, Sabtu.
Kasdam membacakan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga yang mengatakan, kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya.
Bandingkan dengan era sekarang. Hari ini, sarana transportasi umum sangat mudah. Untuk menjangkau ujung timur dan barat Indonesia hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja.
Untuk dapat berkomunikasi dengan pemuda di pelosok-pelosok negeri ini cukup dengan menggunakan alat komunikasi, tidak perlu menunggu datangnya tukang pos hingga berbulan-bulan lamanya.
Interaksi sosial dapat dilakukan 24 jam, kapanpun dan dimanapun. Namum, anehnya justru dengan berbagai macam kemudahan yang kita miliki hari ini, kita justru lebih sering berselisih paham, mudah sekali menvonis orang, mudah sekali berpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, menebar fitnah dan kebencian.
Seolah-olah kita ini dipisahkan oleh jarak yang tak terjangkau, atau berada di ujung isolasi yang tidak terjamah, atau terhalang oleh tembok raksasa yang tinggi dan tebal sehingga tidak dapat tembus oleh siapapun.
Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahim dan berinteraksi sosial.
Sebetulnya tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik.
Lebih lanjut Kasdam mengatakan, Bung Karno pernah menyampaikan, "Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda, Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang masih satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir."
Pesan Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generasi muda Indonesia. Api Sumpah Pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita juga harus berani melawan ego kesukuan, keagamaan dan kedaerahan. Ego ini kadangkala mengemuka dan menggerus persaudaraan sesama anak bangsa.
Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan dan kedaerahan, apalagi golongan.
Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bpk Ir. Joko Widodo yang selama ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia.
Bulan Juli 2017 yang lalu, Bapak Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus kita gelorakan. Bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta, kita bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Kasdam membacakan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga yang mengatakan, kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya.
Bandingkan dengan era sekarang. Hari ini, sarana transportasi umum sangat mudah. Untuk menjangkau ujung timur dan barat Indonesia hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja.
Untuk dapat berkomunikasi dengan pemuda di pelosok-pelosok negeri ini cukup dengan menggunakan alat komunikasi, tidak perlu menunggu datangnya tukang pos hingga berbulan-bulan lamanya.
Interaksi sosial dapat dilakukan 24 jam, kapanpun dan dimanapun. Namum, anehnya justru dengan berbagai macam kemudahan yang kita miliki hari ini, kita justru lebih sering berselisih paham, mudah sekali menvonis orang, mudah sekali berpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, menebar fitnah dan kebencian.
Seolah-olah kita ini dipisahkan oleh jarak yang tak terjangkau, atau berada di ujung isolasi yang tidak terjamah, atau terhalang oleh tembok raksasa yang tinggi dan tebal sehingga tidak dapat tembus oleh siapapun.
Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahim dan berinteraksi sosial.
Sebetulnya tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik.
Lebih lanjut Kasdam mengatakan, Bung Karno pernah menyampaikan, "Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda, Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang masih satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir."
Pesan Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generasi muda Indonesia. Api Sumpah Pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita juga harus berani melawan ego kesukuan, keagamaan dan kedaerahan. Ego ini kadangkala mengemuka dan menggerus persaudaraan sesama anak bangsa.
Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan dan kedaerahan, apalagi golongan.
Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bpk Ir. Joko Widodo yang selama ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia.
Bulan Juli 2017 yang lalu, Bapak Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus kita gelorakan. Bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta, kita bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017