Ambon, 21/11 (Antara Maluku) - Bakti sosial berupa operasi katarak gratis kembali digelar Komite Internasional Palang Merah (International Committe of the Red Cross - ICRC) dan Palang Merah Indonesia (PMI) di Provinsi Maluku.
Setelah pada Juli lalu menggelar operasi katarak gratis kepada masyarakat di Kota Tual, kali ini ICRC dan PMI melaksanakan bakti sosial yang sama di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Ini adalah kali pertama ICRI - PMI menggelar dua kali bakti sosial operasi katarak dalam setahun di Maluku. Sebelumnya lembaga kemanusiaan itu melaksanakannya di Kabupaten Buru dan Buru Selatan, tapi pada tahun yang berbeda-beda.
Digelar di RSUD Bula, Selasa, bakti sosial yang direncanakan akan berlangsung hingga 23 November 2017 itu melibatkan dua spesialis mata, yakni Elna Anakotta dari RSUD dr. M. Haulussy Kota Ambon dan Saleh Tualeka dari RSUD Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
Sedikitnya 443 orang dari berbagai kecamatan telah mendaftar untuk mendapatkan pemeriksaan mata dan operasi katarak. Warga yang berasal dari kecamatan terjauh bahkan sudah mendaftakan diri sejak beberapa hari sebelumnya.
Ema Laongso (45) dari Geser, Kecamatan Seram Timur misalnya. Ibu rumah tangga yang telah mengalami masalah dengan pengelihatannya selama setahun itu telah mendaftarkan dirinya di puskesmas setempat sejak tiga hari sebelumnya.
"Sementara ini menginap di rumah saudara di Bula karena sulit sekali kalau harus bolak-balik dari kampung, perlu enam jam dengan kapal untuk bisa sampai ke sini," ucap Ema.
Manajer Program Kerjasama ICRC Indonesia Freddy Nggadas mengatakan, Kabupaten Seram Bagian Timur terpilih sebagai tempat pelaksanaan operasi katarak setelah memenuhi sejumlah kriteria penilaian.
Kabupaten itu, kata dia, berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah spesialis mata di Maluku, adalah salah satu kawasan yang pasien kataraknya terbilang banyak dan harus sesegera mungkin dilaksanakan bakti sosial operasi katarak.
Ditargetkan sedikitnya ada 100 orang penderita katarak di Seram Bagian Timur yang bisa mendapatkan layanan operasi.
"Tahun lalu kita melakukan assessment di lima kabupaten, kita melihat Seram Bagian Timur cukup siap untuk melakukan operasi katarak pada tahun ini," katanya.
Selain operasi katarak, ICRC, kata Freddy lagi, juga menyediakan sedikitnya 400 kacamata baca gratis untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
"Khusus untuk Seram Bagian Timur kami menyediakan 400 kacamata baca, tapi tidak menutup peluang untuk lebih dari itu," ucapnya.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka prevalensi katarak di Maluku sebesar 2,2 persen dan berada di urutan ketiga setelah Papua sebanyak 2,4 persen dan Nusa Tenggara Timur 2,3 persen.
"Formalnya kita target 100 orang yang bisa dioperasi, tapi kita juga menyesuaikan dengan di lapangan, karena memang meski kita fokusnya ke katarak tapi untuk pterigium yang statusnya besar kita ambil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Setelah pada Juli lalu menggelar operasi katarak gratis kepada masyarakat di Kota Tual, kali ini ICRC dan PMI melaksanakan bakti sosial yang sama di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Ini adalah kali pertama ICRI - PMI menggelar dua kali bakti sosial operasi katarak dalam setahun di Maluku. Sebelumnya lembaga kemanusiaan itu melaksanakannya di Kabupaten Buru dan Buru Selatan, tapi pada tahun yang berbeda-beda.
Digelar di RSUD Bula, Selasa, bakti sosial yang direncanakan akan berlangsung hingga 23 November 2017 itu melibatkan dua spesialis mata, yakni Elna Anakotta dari RSUD dr. M. Haulussy Kota Ambon dan Saleh Tualeka dari RSUD Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
Sedikitnya 443 orang dari berbagai kecamatan telah mendaftar untuk mendapatkan pemeriksaan mata dan operasi katarak. Warga yang berasal dari kecamatan terjauh bahkan sudah mendaftakan diri sejak beberapa hari sebelumnya.
Ema Laongso (45) dari Geser, Kecamatan Seram Timur misalnya. Ibu rumah tangga yang telah mengalami masalah dengan pengelihatannya selama setahun itu telah mendaftarkan dirinya di puskesmas setempat sejak tiga hari sebelumnya.
"Sementara ini menginap di rumah saudara di Bula karena sulit sekali kalau harus bolak-balik dari kampung, perlu enam jam dengan kapal untuk bisa sampai ke sini," ucap Ema.
Manajer Program Kerjasama ICRC Indonesia Freddy Nggadas mengatakan, Kabupaten Seram Bagian Timur terpilih sebagai tempat pelaksanaan operasi katarak setelah memenuhi sejumlah kriteria penilaian.
Kabupaten itu, kata dia, berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah spesialis mata di Maluku, adalah salah satu kawasan yang pasien kataraknya terbilang banyak dan harus sesegera mungkin dilaksanakan bakti sosial operasi katarak.
Ditargetkan sedikitnya ada 100 orang penderita katarak di Seram Bagian Timur yang bisa mendapatkan layanan operasi.
"Tahun lalu kita melakukan assessment di lima kabupaten, kita melihat Seram Bagian Timur cukup siap untuk melakukan operasi katarak pada tahun ini," katanya.
Selain operasi katarak, ICRC, kata Freddy lagi, juga menyediakan sedikitnya 400 kacamata baca gratis untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
"Khusus untuk Seram Bagian Timur kami menyediakan 400 kacamata baca, tapi tidak menutup peluang untuk lebih dari itu," ucapnya.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka prevalensi katarak di Maluku sebesar 2,2 persen dan berada di urutan ketiga setelah Papua sebanyak 2,4 persen dan Nusa Tenggara Timur 2,3 persen.
"Formalnya kita target 100 orang yang bisa dioperasi, tapi kita juga menyesuaikan dengan di lapangan, karena memang meski kita fokusnya ke katarak tapi untuk pterigium yang statusnya besar kita ambil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017