Ambon, 25/2 (Antara) - Aktris Sekar Sari mengaku terpesona dengan keindahan pantai di Kota Ambon yang menurutnya meninggalkan kesan tersendiri bagi dirinya.

"Kebetulan saya suka pantai dan di sini pantainya indah sekali, terus ada musiknya juga," kata Sekar Sari di Ambon, Sabtu.

Sekar Sari berada di Ambon sejak 23 Februari 2018 untuk menjadi juri kontes Putra Putri The Natsepa (PPTN) dan juga narasumber pada workshop "Tourism and Intangible Cultural Heritage".

Pemeran film The Carousel Never Stops Turning (2017) itu mengatakan ini adalah kali pertama ia berkesempatan datang ke Ambon, dan begitu terpesona dengan pantai di kota itu.

Ia berharap ke depan bisa kembali mengunjungi Ambon.

"Baru pernah sekali ini datang ke Ambon, ternyata memang pantainya bagus-bagus. Kemarin saya sudah sempat ke beberapa pantai yang dekat-dekat hotel sini, menarik sekali. Pengen datang lagi kalau sempat," ujarnya.

Sekar memang belum begitu dikenal di industri hiburan Indonesia, tapi ia tercatat pernah membintangi enam judul film sejak tahun 2010, tiga di antaranya adalah film pendek.

Beberapa tahun terakhir ini aktris asal Yogyakarta itu terlibat dalam film-film yang cukup fenomenal, seperti Siti (2014) karya Eddie Cahyono yang berhasil memenangkan kategori Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2015.

Perannya sebagai Siti jugalah yang membuatnya meraih penghargaan Best Performance di Singapore International Film Festival 2014, dan Aktris Pendatang Baru Terbaik di Indonesia Movie Actor Awards 2016.

Sekar juga menjadi salah satu pemeran penting dalam film The Carousel Never Stops Turning garapan Ismail Basbeth yang rilis pada 2017, dan yang terakhir adalah The Man from the Sea karya Koji Fukada yang dijadwalkan tayang di Jepang pada Mei 2018.

Bicara soal perannya sebagai gadis Aceh di The Man from the Sea, Sekar mengatakan ia memerankan sosok anak muda yang periang dan memiliki semangat tinggi untuk belajar.

Meski film tersebut diarahkan oleh sutradara asal Jepang, ia tidak mengalami begitu banyak kendala terkait persoalan bahasa, karena proses syuting menggunakan empat bahasa sekaligus, Jepang, Inggris, Indonesia dan tradisional Aceh.

"Filmnya mungkin rilis di Indonesia masih pertengahan tahun, Juli atau Agustus. Seperti ada banyak rasa dalam komposisi proses pembuatannya, karena di set kita pakai beragam bahasa," ujarnya.

Kendati sibuk bermain film, aktris berusia 29 tahun itu menyatakan tidak melupakan "passion"-nya sebagai seorang penari tari tradisional kontemporer yang telah digelutinya sejak lama.

Saat ini, kata Sekar lagi, dirinya tengah disibukan dengan proyek riset independen tentang seni budaya, khususnya tari. Hasilnya akan dituangkan dalam bentuk karya tulis dan audio visual.

"Saya lebih banyak sibuk penelitian tentang seni budaya. Harapannya hasilnya dijadikan karya tulis atau audio visual, karena medium audio visual informasinya lebih mudah untuk didistribusikan atau lebih mudah dipahami oleh masyarakat," ujar Sekar.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018