Ambon, 28/3 (Antaranews Maluku) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tenggara Barat (MTB) menyatakan, gempa tektonik berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) yang menguncang kabupaten ini pada Senin subuh, sekitar pukul 05:14,47 WIT, tidak menimbulkan kerusakan maupun korban masyarakat setempat.
Kepala BPBD MTB, Cornelis Batmomolin, dikonfirmasi Antara, Selasa, mengatakan, guncangan terasa setempat III hingga IV itu berdasarkan pengecekan di kecamatan - kecamatan maupun desa ternyata tidak ada kerusakan bangunan maupun korban masyarakat.
"Syukurlah karena gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR itu juga tidak menimbulkan gelombang pasang (tsunami) sehingga masyarakat bisa kembali ke masing - masing rumah, menyusul menyelamatkan diri di daerah dinilai aman dari kemungkinan robohnya bangunan," ujarnya.
Cornelis mengakui, intensif berkoordinasi dengan BMKG guna mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan mengingat kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste maupun Australia itu diguncang gempa setiap hari dengan kekuatan dibawah 3 SR sehingga sering tidak terasa guncangannya.
"Hanya saja karena gempa pada Senin(26/3) itu berkekuatan besar sehingga perlu diwaspadai dengan intensif memberikan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Lokasi gempa berada pada 6,77 Lintang Selatan dan 129,84 Bujur Timur dengan posisi 189 KM arah Barat Laut pulau Yamdena, Kabupaten MTB.
Catatan Antara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim peneliti BNPB bersama Unesco, beberapa daerah di Maluku yang tergolong rawan gempa di antaranya Seram Bagian Utara, Kabupaten Maluku Tengah, mengingat sebagian besar patahan di bawah laut berada di daerah tersebut.
Jika gempa besar melanda daerah Seram utara, diperkirakan dapat menimbulkan gelombang pasang dengan ketinggian antara 10-15 meter, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.
Sedangkan, Kota Ambon dan Pulau Ambon, Pulau Haruku dan Pulau Saparua sesuai data BNPB kemungkinan tsunami dapat terjadi dengan ketinggian antara tiga hingga delapan meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Kepala BPBD MTB, Cornelis Batmomolin, dikonfirmasi Antara, Selasa, mengatakan, guncangan terasa setempat III hingga IV itu berdasarkan pengecekan di kecamatan - kecamatan maupun desa ternyata tidak ada kerusakan bangunan maupun korban masyarakat.
"Syukurlah karena gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR itu juga tidak menimbulkan gelombang pasang (tsunami) sehingga masyarakat bisa kembali ke masing - masing rumah, menyusul menyelamatkan diri di daerah dinilai aman dari kemungkinan robohnya bangunan," ujarnya.
Cornelis mengakui, intensif berkoordinasi dengan BMKG guna mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan mengingat kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste maupun Australia itu diguncang gempa setiap hari dengan kekuatan dibawah 3 SR sehingga sering tidak terasa guncangannya.
"Hanya saja karena gempa pada Senin(26/3) itu berkekuatan besar sehingga perlu diwaspadai dengan intensif memberikan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Lokasi gempa berada pada 6,77 Lintang Selatan dan 129,84 Bujur Timur dengan posisi 189 KM arah Barat Laut pulau Yamdena, Kabupaten MTB.
Catatan Antara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim peneliti BNPB bersama Unesco, beberapa daerah di Maluku yang tergolong rawan gempa di antaranya Seram Bagian Utara, Kabupaten Maluku Tengah, mengingat sebagian besar patahan di bawah laut berada di daerah tersebut.
Jika gempa besar melanda daerah Seram utara, diperkirakan dapat menimbulkan gelombang pasang dengan ketinggian antara 10-15 meter, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.
Sedangkan, Kota Ambon dan Pulau Ambon, Pulau Haruku dan Pulau Saparua sesuai data BNPB kemungkinan tsunami dapat terjadi dengan ketinggian antara tiga hingga delapan meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018