Ambon, 30/6 (Antaranews Maluku) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah memastikan bawang palsu yang diinformasikan berasal dari India tidak beredar di Masohi, ibu kota kabupaten setempat.
"Tidak ada transportasi langsung yang memungkinkan terjadinya transaksi sehingga sulit bila bawang palsu bisa dijual para pedagang di pasar Masohi dan sekitarnya," kata Kadis Perindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina saat dihubungi dari Ambon, Sabtu.
Namun demikian, tambahnya, pihaknya tetap akan melakujkan pemantauan setiap pekan guna mengantisipasi kemungkinan para pedagang memasoknya secara ilegal dalam jumlah relatif kecil.
"Kami tetap mengintensifkan pemantauan agar tidak meresahkan masyarakat terhadap peredaran bawang maupun bahan pokok lainnya yang palsu dan ilegal," ujarnya.
Kace mengemukakan, bawang, baik merah maupun putih yang dijual para pedagang untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 500.000 jiwa penduduk Maluku Tengah selama ini dipasok dari Makassar atau Surabaya melalui Ambon dan sering langsung ke Masohi.
"Tergantung distributor memasoknya langsung dari Makassar atau Surabaya ke Masohi. Namun, biasanya melalui Ambon karena bersamaan dengan bahan pokok masyarakat lainnya memanfaatkan kontainer," katanya.
Disinggung stok bahan pokok masyarakat lainnya, dia menjelaskan, masih tersedia untuk beberapa bulan kedepan.
"Saya ingatkan para distributor agar stok bahan pokok masyarakat di masing - masing gudang minimal bisa memenuhi kebutuhan rakyat Maluku Tengah sebulan kedepan sehingga terkendali harganya," ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Perdagangan Disperindag Pemkot Pekanbaru, Zuarman mengakui, belum menemukan beredarnya bawang palsu asal India di berbagai pasar tradisional.
"Kita sampai saat ini belum mendapatkan laporan masyarakat soal adanya bawang palsu tersebut," ujarnya.
Zuarman mengemukakan, telah mendapatkan informasi soal tangkapan ratusan ton bawang palsu asal India di kota Medan beberapa waktu lalu.
Bawang merah tersebut sebenarnya ialah bawang bombay dengan ukuran yang lebih kecil. Jika diteliti lebih jauh, ukuran bawang bombay tersebut memiliki diamater sekitar 5 CM.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Tidak ada transportasi langsung yang memungkinkan terjadinya transaksi sehingga sulit bila bawang palsu bisa dijual para pedagang di pasar Masohi dan sekitarnya," kata Kadis Perindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina saat dihubungi dari Ambon, Sabtu.
Namun demikian, tambahnya, pihaknya tetap akan melakujkan pemantauan setiap pekan guna mengantisipasi kemungkinan para pedagang memasoknya secara ilegal dalam jumlah relatif kecil.
"Kami tetap mengintensifkan pemantauan agar tidak meresahkan masyarakat terhadap peredaran bawang maupun bahan pokok lainnya yang palsu dan ilegal," ujarnya.
Kace mengemukakan, bawang, baik merah maupun putih yang dijual para pedagang untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 500.000 jiwa penduduk Maluku Tengah selama ini dipasok dari Makassar atau Surabaya melalui Ambon dan sering langsung ke Masohi.
"Tergantung distributor memasoknya langsung dari Makassar atau Surabaya ke Masohi. Namun, biasanya melalui Ambon karena bersamaan dengan bahan pokok masyarakat lainnya memanfaatkan kontainer," katanya.
Disinggung stok bahan pokok masyarakat lainnya, dia menjelaskan, masih tersedia untuk beberapa bulan kedepan.
"Saya ingatkan para distributor agar stok bahan pokok masyarakat di masing - masing gudang minimal bisa memenuhi kebutuhan rakyat Maluku Tengah sebulan kedepan sehingga terkendali harganya," ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Perdagangan Disperindag Pemkot Pekanbaru, Zuarman mengakui, belum menemukan beredarnya bawang palsu asal India di berbagai pasar tradisional.
"Kita sampai saat ini belum mendapatkan laporan masyarakat soal adanya bawang palsu tersebut," ujarnya.
Zuarman mengemukakan, telah mendapatkan informasi soal tangkapan ratusan ton bawang palsu asal India di kota Medan beberapa waktu lalu.
Bawang merah tersebut sebenarnya ialah bawang bombay dengan ukuran yang lebih kecil. Jika diteliti lebih jauh, ukuran bawang bombay tersebut memiliki diamater sekitar 5 CM.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018