Ternate, 19/9 (Antaranews Maluku) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan lemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS sejauh ini tidak memberi pengaruh signifikan terhadap harga kebutuhan pokok di daerah itu.

"Harga kebutuhan pokok di pasaran Ternate tetap stabil dan kalau pun ada kenaikan harga hanya pada komoditas tertentu, yang disebabkan pasokan yang agak terlambat," kata Kepala Disperindag Ternate, Nuriyadin A Rahman di Ternate, Rabu.

Harga beras premium misalnya, walaupun sebagian besar didatangkan dari provinsi lain, tetap pada angka Rp12.000 sampai Rp13.000 per kg, begitu pula gula pasir dan minyak goreng curah masing-masing tetap pada angka di bawah Rp14.000 per kg dan Rp13.000 per kg.

Namun khusus untuk harga barang yang merupakan produk impor, terutama barang elektronik, menurut dia, sejak melemahnya nilai Rupiah terhadap Dollar AS mengalami kenaikan sekitar lima persen.

Naiknya harga itu mengakibatkan omset penjualan para pedagang elektronik agak menurun, tetapi tidak sampai membuat mereka harus mengurangi kariawan, apalagi sampai menutup usaha.

Nuriyadin menimbau kepada masyarakat setempat agar ketika berbelanja, baik kebutuhan pokok maupun barang lainnya lebih mengutamakan produk dalam negeri, karena produk dalam negeri dikalah kualitasnya jika dibandingkan dengan produk dari luar negeri.

Selain itu, kalau membeli produk dalam negeri akan mendukung pengembangan industri dalam negeri dan bisa mengurangi membanjirnya produk impor di dalam negeri, yang menjadi salah satu pemicu menguatnya nilai Dollar AS terhadap Rupiah.

"Semangat nasionalisme tidak hanya dibutuhkan dalam mempertahankan NKRI, tetapi juga dalam penggunaan produk dalam negeri agar bangsa ini memiliki kekuatan di bidang ekonomi," katanya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018